SOLOPOS.COM - Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Pembela Kendeng (GMPK) berdemonstrasi di Gubernuran Jateng, Semarang, Senin (9/1/2017). (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Pabrik Semen di Pegunungan Kendeng Eks Keresidenan Pati dikabarkan didukung mahasiswa dari sejumlah universitas.

Semarangpos.com, SEMARANG — Pabrik Semen yang didirikan di Pegunungan Kendeng, Eks Keresidenan Pati, Jawa Tengah (Jateng), mendapat respons pro dan kontra dari berbagai pihak. Dikabarkan Semarangpos.com Kamis (2/2/2017) lalu, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Ampera) memberikan dukungannya terhadap pendirian pabrik semen tersebut.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Ampera itu dalam Sidang Penilaian Adendum Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL-RPL) pabrik PT Semen Indonesia yang digelar di Semarang, Kamis, dianggap mewakili mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Universitas Muhammadiyah Semarang, IKIP Veteran, Universitas Negeri Semarang (Unnes), dan Universitas Semarang (USM). Klaim itu menguap kala diberitakan secara terbuka.

Sidang Penilaian Adendum Amdal dan RKL-RPL pabrik PT Semen Indonesia yang akhirnya melegalisasi eksploitasi pegunungan karst Kendeng, eks Keresidenan Pati itu dilaksanakan secara tertutup. Meski demikian, dukungan mahasiswa yang disebut-sebut mewakili rekan mereka di enam perguruan tinggi di Kota Semarang terhadap ekploitasi gamping Kendeng itu tetap lolos keluar ruangan.

Buntutnya, salah seorang mahasiswa USM menepis kabar tersebut melalui surat elektronik yang dikirimkan ke redaksi Solopos.com. Iqbal Satrio Putra yang mengaku sebagai mahasiswa Fakultas Hukum USM mengungkapkan USM tak pernah menyatakan dukungannya terhadap eksploitasi pabrik semen di Kabupaten Rembang, eks Keresidenan Pati itu. “Saya dan rekan saya Hamka memang mengikuti kegiatan kunjungan ke pabrik PT Semen Indonesia, akan tetapi kami tidak menyatakan bahwa USM mendukung adanya ekploitasi yang dilakukan oleh Semen Indonesia,” tulis Iqbal.

Bukan hanya itu, ia juga menegaskan mahasiswa perwakilan USM dan Undip tetap menolak eksploitasi Pegunungan Kendeng, wilayah Kabupaten Rembang, eks Keresidenan Pati. Hal itu berbanding terbalik dengan apa yang dikatakan Koordinator Ampera, Akbar Bustami, yang menegaskan dukungannya terhadap eksploitasi Pegunungan Kendeng karena telah melihat langsung keadaan di Pegunungan Kendeng, Sabtu-Minggu (28-29/1/2017) lalu.

Kunjungan itu juga diikuti mahasiswa perwakilan dari USM. Hal itu yang memunculkan dugaan USM juga mendukung eksploitasi yang dilakukan pabrik semen di Eks Keresidenan Pati tersebut. Untuk sementara, hanya mahasiswa USM yang menepis kabar tersebut. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya