SOLOPOS.COM - Warga eks Keresidenan Pati yang tergabung dalam JMPPK di depan Kantor Gubernur Jateng, Jl. Pahlawan, Kota Semarang, Jateng, Rabu (28/12/2016). (Facebook.com-Apit Untoro)

Pabrik semen di Pegunungan Kendeng, eks Keresidenan Pati, Jateng yang mengancam kelestarian lingkungan hidup memancing reaksi publik pengguna Internet (netizen).

Semarangpos.com, SEMARANG — Penolakan atas pembangunan dan operasional pabrik semen yang mengeksploitasi Pengunungan Kendeng, wilayah eks Keresidenan Pati, Jawa Tengah (Jateng) tak henti-henti disuarakan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK). Demonstrasi warga yang peduli dengan kelestarian lingkungan hidup Pegunungan Kendeng itu memancing simpati publik pengguna Internet (netizen).

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Seperti kerap diberitakan Semarangpos.com, warga yang tergabung dalam JMPPK tak henti-hentinya beraksi di Kantor Gubernur Jateng, Jl. Pahlawan, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Aksi unjuk rasa mereka, Rabu (4/1/2017), kembali mengundang simpati netizen yang tergabung dalam grup Facebook Media Informasi Kota Semarang (MIK Semar).

“Miris… tiap lewat pahlawan [DPRD]. Demo soal pabrik semen d kendeng kayak gk d gubris… klo ada rejeki lebih, beliin air mineral/makanan ringan. Bantu mereka atas dasar kemanusiaan,” ajak pengguna akun Facebook Fajar Decahobby membuka obrolan di grup tersebut. Topik ancaman atas kelestarian lingkungan Pegunungan Kendeng oleh pabrik semen di Pegunungan Kendeng, Kabupaten Rembang, eks Keresidenan Pati memang sudah berkali-kali dibahas member grup itu.

Ajakan solidaritas bagi warga Kendeng yang dilontarkan Fajar Decahobby, bahkan bukan yang pertama mengemuka di dinding grup Facebook MIK Semar. Pengguna akun Nied Nied, 23 Desember 2016 silam, telah mengunggah ajakan serupa, “Solidaritas untuk kendeng. Yg kebetulan lewat bisa sekedar berbagi payung mungkin, atau makanan. Mari kita dukung ibu-ibu tangguh ini.”

Member-member grup Facebook MIK Semar secara terpisah-pisah seperti mencatat runtut perjuangan warga eks Keresidenan Pati mengawal putusan Mahkamah Agung (MA) yang dianggap angin lalu oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu di dinding grup mereka. Gubernur Ganjar Pranowo sebagai orang nomor satu di lingkungan Pemprov Jatengtentu saja tak lepas dari gunjingan netizen. Celaan  netizen atas sikap Gubernur Ganjar Pranowo kental mengemuka dalam komentar-komentar atas unggahan foto yang mendokumentasikan demo JMPPK di Gubernuran Jateng oleh pengguna akun Facebook Apit Untoro, 28 Desember 2016.

Kendati sebagian member MIK Semar blak-blakan menunjukkan dukungan kepada warga Pegunungan Kendeng dan merespons positif ajakan Fajar Decahobby untuk membantu perjuangan JMPPK di Kantor Gubernur Jateng, ada pula member yang justru meragukan perlunya mereka bersimpati kepada para penolak pabrik semen di eks Keresidenan Pati itu. Alasannya, ada warga Rembang yang justru mendukung pembangunan dan operasional pabrik semen yang dianggap bakal meningkatkan perekonomian kabupaten itu.

Kemaren ad salah satu radio yg mbahas soal ini …tryata mlah bagus buat perekonomian daerah rembang krna bnyk jg yg mndukung ad ny pabrik semn trsebut,” tulis pengguna akun Facebook Dimas Sugeng. Member lain yang menggunakan akun Facebook Tombo Ati justru mengomentari sinis ajakan Fajar Decahobby, “Mending bantu panti asuhan luur.”

Keraguan Dimas Sugeng dan sikap sinis Tombo Ati itu membuat member MIK Semar pengguna akun Facebook Cah Kentir yang mengaku pernah tinggal di Gunung Putri, Bogor angkat bicara. “Intinya pabrik semen itu akan menghancurkan lingkungan, baik pencemaran terhadap lingkungan, dan juga membolongi atmosfer bumi,” tulis Cah Kentir yang dalam profil Facebook-nya mengaku sebagai warga asli Ungaran, Kabupaten Semarang.

Menurut Cah Kentir, dampak kerusakan lingkungan yang dipicu operasional pabrik Semen Cibinong milik PT Holcim dan pabrik semen milik PT Indocement di Bogor bukan hanya membuat perbukitan karst hancur, melainkan juga telah meningkatkan intensitas petir. “Semakin atmosfer jebol dan rusak, bukan hanya petir tapi sinar matahari yang tadinya itu vitamin buat kita pas jam 06.00 s/d jam 09.30, akan jadi sumber penyakit,” papar Cah Kentir menjawab keraguan pengguna akun Facebook Taufan Ardianto atas pernyataannya yang mengaitkan keberadaan industri semen dan meningkatnya intensitas petir di Bogor.

Cah Kentir juga tegas membantah sanggahan Dimas Sugeng terkait manfaat pabrik semen bagi perekonomian masyarakat. “Perekonomian bagus dari segi faktor apa dulu mas? Perekrutan pabrik semen untuk warga pribumi hanya 5%, sisanya tenaga dari luar daerah,” tulis Cah Kentir yang belakangan juga didukung pengguna akun Facebook Ali Alfirdausiy dengan pengamatannya atas banyaknya tenaga kerja asing di pabrik semen di Manokwari, Papua Barat.

Menurut Cah Kentir, pegunungan karst di Kendeng lebih baik dijadikan objek wisata sehingga bukan hanya pemerintah yang mendapatkan retribusi, tetapi warga setempat pun bisa memperoleh penghasilan yang layak dari sektor pariwisata. Saran itu ia kemukakan setelah member MIK Semar pengguna akun Facebook Elang Atj Khariezma mengunggah foto-foto keindahan panorama alam Pegunungan Kendeng. “Intinya jangan tergiur sama iming2,” pesan Cah Kentir. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya