SOLOPOS.COM - Pertambangan gamping di Pegunungan Kendeng, perbatasan Rembang-Blora. (worldwide.chat)

Pabrik semen yang bakal mengeksplorasi Pegunungan Kendeng di Kabupaten Rembang, eks Keresidenan Pati mendatangkan mata pencaharian baru bagi sebagian warga sekitar.

Semarangpos.com, REMBANG — Warga yang tinggal di wilayah Ring I Pabrik PT Semen Indonesia di Rembang, Jawa Tengah (Jateng) diklaim menginginkan pabrik semen itu segera beroperasi seiring turunnya izin yang baru dari Gubernur Jateng sesudah keputusan Mahkamah Agung. Namun, diakui pula masih adanya warga yang menolak mengeksplorasi Pegunungan Kendeng di eks Keresidenan Pati, Jawa Tengah (Jateng) itu.

Promosi BRI Meraih Dua Awards Mobile Banking dan Chatbot Terbaik dalam BSEM MRI 2024

Pengakuan itu dikemukakan Kepala Desa Kadiwono Ahmad Ridwan seusai berdialog dengan Menteri BUMN Rini M. Soemarno yang meninjau Pabrik Semen Indonesia di Rembang, Jumat (17/3/2017). “Warga yang kontra itu dinamika yang terjadi dan harus dihormati,” kata Ahmad Ridwan menegaskan masih ada warga setempat yang menolak pabrik semen itu.

Keberadaan warga pencinta lingkungan hidup yang menolak eksplorasi Pegunungan Kendeng di Kabupaten Rembang, eks Keresidenan Pati, Jateng itu sulit dimungkiri. Apalagi mereka telah menggelar aksi mengecor kaki di depan Istana Kepresidenan Jakarta demi memprotes diterbitkannya izin baru pabrik semen di Rembang oleh Gubernur Jateng setelah keputusan Mahkamah Agung membekukan izin lama.

Atas banyaknya warga yang berkepentingan atas operasional pabrik semen itu, Ridwan meminta Presiden Joko Widodo tidak mengabulkan gugatan warga yang kontra terkait izin baru yang dikeluarkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada 23 Februari 2017 itu. “Jangan sampai izin lingkungan baru yang sudah keluar dicabut lagi. Masyarakat di sini sudah merasakan efeknya, sengsara ketika izin lingkungan pertama dicabut meski hanya beberapa bulan,” katanya.

Menurut dia, pemerintah harus melihat kepentingan yang lebih besar. Ia mengklaim 17.000 warga di sekitar pabrik PT Semen Indonesia di Rembang kini sudah merasakan manfaat kehadiran pabrik semen di wilayah mereka. Sejak dilakukannya pembangunan pabrik PT Semen Indonesia di Rembang yang bakal eksplorasi Pegunungan Kendeng, eks Keresidenan Pati, Jateng itu, sebagian warga memang mendapatkan mata pencaharian baru dari para pendatang tersebut.

“Jangan sampai hanya demi 40 orang [pendemo cor kaki], pemerintah mengorbankan lebih dari 17.000 orang yang secara langsung maupun tidak langsung sudah merasakan manfaat kehadiran pabrik semen,” katanya.

Setidaknya ada lima desa di dua kecamatan yang termasuk wilayah Ring I pabrik PT. Semen Indonesia di Rembang, yakni Desa Tegaldowo, Desa Kajar, Desa Pasucen, Desa Kadiwono, dan Desa Timbrangan. Selain kelima desa itu, sambung dia, warga di desa-desa lainnya juga ikut merasakan dampak positif kehadiran pabrik PT Semen Indonesia di Rembang tersebut, seperti Desa Ngampel yang secara administratif masuk Kabupaten Blora.

“Meski secara administratif masuk Blora, warga Desa Ngampel dan kami sudah seperti keluarga. Mereka juga sudah mulai diperhatikan Semen Indonesia, ikut merasakan manfaatnya,” katanya.

Untuk warga yang kontra pabrik semen di wilayahnya, ia mengatakan di Desa Kadiwono hanya ada satu rumah yang tidak mendukung, tetapi hubungan dengan masyarakat lain yang sebagian besar mendukung tetap baik. “Hubungan kemasyarakatannya tetap baik. Tidak ada masalah, mereka katanya juga hanya ikut-ikutan. Namun, tetap harmonis dan ikut bergotong royong. Ya, kami ingin pabrik semen segera diresmikan,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya