SOLOPOS.COM - Muhadi saat membuat peci belangkon di Tengaran, Semarang, Selasa (4/4/2023). Penjualan peci belangkon meningkat pesat selama Ramadan. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SEMARANG — Penjualan peci belangkon buatan Muhadi warga Desa/Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang mengalami peningkatan pesat selama Ramadan.

Hal itu karena peci belangkon buatannya memiliki ciri khas yang unik dan beda dari yang lain, yakni memadukan antara peci atau songkok dengan belangkon. Sehingga cocok bisa dipakai dalam acara keagamaan atau pertemuan tertentu.

Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024

Saat ditemui Solopos.com di rumah produksi peci belangkon Blabak miliknya, Muhadi mengaku ide awal membuat peci tersebut setelah dirinya pulang dari nyantri di sebuah pondok pesantren.

“Dulu itu, sepulang dari pesantren dari dulu selalu memakai peci warna hitam. Menurut saya itu kurang luwes. Akhirnya saya pengin memakai peci yang luwes yang seperti apa,” kata Muhadi, Selasa (4/4/2023).

Berawal dari itu, dia mencoba membuat model peci yang kekinian. Setelah beberapa kali mengalami kegagalan sampai lima kali, akhirnya Muhadi menemukan pola yang cocok yang saat ini masih dipakai.

Dikatakan, saat ini dirinya telah memiliki berbagai macam motif peci belangkon. Hal itu seperti peci belangkon hitam polos, motif batik, imamah, dan lainnya. Semua peci belangkon itu dapat dipesan sesuai keinginan.

“Kami juga melayani order sesuai pesanan. Misalnya dikasih bordir begitu,” terangnya.

Selama Ramadan tahun ini, usaha milik Muhadi mengalami peningkatan yang signifikan. Bahkan, peningkatan tersebut hingga di atas 50 persen dibandingkan dari hari biasa.

Mayoritas pembeli peci belangkon berasal dari komunitas berbagai daerah. Bahkan hingga ke luar pulau.

“Alhamdulillah selama Ramadan, kami sampai tidak punya stok peci belangkon. Pembeli harus inden dulu,” ungkapnya.

Sampai saat ini pesanan yang sudah masuk mencapai ratusan buah peci belangkon. Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, Muhadi masih membuat peci belangkon saat malam Lebaran.

Dibantu istri dan seorang karyawannya, Muhadi dapat membuat peci belangkon hingga 20 buah dalam sehari.

“Selama Ramadan pesanan mencapai 250 buah. Jumlah tersebut masih bisa bertambah lagi,” akunya.

Peci belangkon buatan Muhadi ini di pasaran dibanderol Rp50.000-Rp60.000. Pemasaran saat ini juga sudah sampai Aceh.

“Kalau pemasaran ada reseller yang ngambil ke sini. Kami belum jualan online. Saat ini masih mengandalkan relasi-relasi,” terangnya.

Salah seorang pembeli peci belangkon, Hafid Zen, mengaku peci belangkon bikinan Muhadi memiliki keunikan dari pada peci lainnya. Hal tersebut yang membuat para penggemar peci untuk melirik peci belangkon.

“Menurut saya peci ini unik. Apalagi ada perpaduan bentuk dari daerah lain, yakni Jawa Barat dan Jawa Timur,” ungkap Hafid.

Bahkan saat ini dirinya telah memiliki koleksi delapan macam peci belangkon buatan Muhadi dengan berbagai macam motif. Selain dipakai sendiri, Hafid juga menjual kepada para masyarakat sekitar hingga ke luar daerah.

“Saya juga ikut menjualkan peci belangkon ini. Banyak yang mencari peci belangkon ini,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya