Jateng
Rabu, 25 Februari 2015 - 20:50 WIB

PAMERAN BATU MULIA : Yang Ingin Lihat Batu Mulia, Buruan ke Pasaraya Sriratu Semarang

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi batu mulia (JIBI/Solopos/Antara/Lucky R.)

Ilustrasi batu mulia (JIBI/Solopos/Antara/Lucky R.)

Pameran batu mulia di gelar di Pasaraya Sriratu Semarang. Pameran ini menampilkan aneka batu mulia dari seluruh nusantara 

Advertisement

 

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Beragam batu mulia dari berbagai daerah yang bernilai puluhan ribu hingga ratusan juta rupiah dipamerkan di Kota Semarang mulai 25 Februari hingga 1 Maret mendatang.

Advertisement

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Beragam batu mulia dari berbagai daerah yang bernilai puluhan ribu hingga ratusan juta rupiah dipamerkan di Kota Semarang mulai 25 Februari hingga 1 Maret mendatang.

Pameran bertajuk Pameran dan Lomba Batu Mulia Indonesia Piala Walikota Semarang yang berlangsung di Pasaraya Sriratu Pemuda Semarang itu dibuka oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Rabu (25/2/2015).

Sedikitnya puluhan pengusaha batu mulia dari berbagai daerah meramaikan pameran itu, mulai dari Sidoarjo, Purbalingga, Maluku, Sumbawa, Aceh, Pulau Halmahera, hingga Kepulauan Raja Ampat, Papua.

Advertisement

Kilau batu mulia beragam warna tampak menyemarakkan pameran itu, mulai hijau, kuning, biru, merah, hingga putih, baik yang kristal atau tembus pandang, hingga batu bergambar objek tertentu.

Hendra, pemilik Aceh Green Stone’s yang mengikuti pameran itu mengatakan, ada beberapa jenis batu khas Aceh, yakni Giok Aceh yang berwarna hijau dan batu Aswad yang berwarna hitam kehijauan.

“Sekilas, batu Aswad Aceh berwarna hitam, namun jika diterawang dengan cahaya akan menyembulkan warna hijau. Biasanya, batu Aswad ini untuk pengobatan karena bisa menyedot toksin,” katanya.

Advertisement

Untuk memperlihatkan khasiat batu Aswad, Hendra menunjukkan sebuah wadah berisi air bening yang kemudian ditetesinya dengan cairan obat antiseptik sehingga warna air menjadi kekuningan.

Setelah itu, ia memasukan batu Aswad yang masih berbentuk balok atau istilahnya masih mentah ke dalam wadah itu dan warna air yang semula kekuningan beberapa saat berubah menjadi bening.

“Saya jual harga batu-batu ini sekitar Rp100.000- Rp200.000 per balok kecil. Masih mentah memang, belum dibentuk. Kalau dulu sebelum ada booming batu mulia harganya lebih murah lagi,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif