SOLOPOS.COM - Ilustrasi bubuk kopi (Onegoodthingbyjillee.com)

Pameran seni rupa dengan medium ampas kopi digelar di galeri Nestcology: D’land of Gastronomy Jl. Tambora 5A, Candisari, Kota Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG – Pameran seni dengan memanfaatkan medium ampas kopi bertajuk One Heart for Second Hope akan digelar di Semarang pada 20-27 Agustus 2016.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Kegiatan yang digagas komunitas Serupa  berkolaborasi dengan Yayasan Setara Semarang, dan Nestcology mengusung tema persoalan Anak yang Berhadapan Hukum (ABH). “Pameran rencananya akan dibuka Gubernur Jateng Ganjar Pranowo,” kata pegiatan komunitas Serupa Sunu D. Wibiakso dalam rilis kepada Semarangpos.com, Minggu (14/8/2016).

Pameran berlangsung di ruang galeri milik Nestcology: D’land of Gastronomy Jl. Tambora 5A, Candisari, Kota Semarang. Menurut Sunu, pada pembukaan pameran akan hadir seorang maestro musik klasik yaitu Asep Hidayat. Dosen musik ISI  Jogja ini menyumbangkan kepiawaiannya dalam menggesek cello.

“Harapan kami kegiatan ini dapat mendukung tujuan dari program pendampingan dan perlindungan anak-anak yang telah dilaksanakan Unicef Indonesia,” harapnya.

Sunu menambahkan, telah mengundang beberapa tamu potensial yang akan membeli karya-karya berbasis media kopi yang ditampilkan selama tujuh hari tersebut. Meksi begitu, dia berharap pameran itu jangan hanya dipandang sebagai salah satu ajang mengedepankan sisi transaksional yang memang awalnya ditujukan untuk penggalangan dana untuk anak-anak itu.

“Kami berkomitmen melalui komunitas Serupa akan terus berusaha mewarnai dunia anak-anak dengan segala kemampuan dan sinergitas sehingga kelak dapat menjelma sebagai sarana pencerah masa depan anak-anak yang sedang berhadapan dengan hukum,” ujarnya

Sementara itu, kurator pamaren Mahmud Elqadrie menyatakan telah berusaha mengawal proses berkarya para seniman perupa pada tingkat konseptual menyaring dan mensinergikan ide-ide serta konsep yang diusung melalui bayang-bayang warna kekelaman kopi.“Bagi seniman yang terbiasa menempatkan kepekaan nuraninya wajar kalau tergugah. Pameran kali ini lebih memaknakannya sebagai tanggung jawab sosial lewat ekspresi bahasa rupa [karya lukisan, instalasi tiga dimensional, dan patung] dalam menghasratkan kepeduliannya, merepresentasikan bayang-bayang warna kekelaman warna kopi sebagai kode artistiknya, sekaligus media visual karya seni kontemporer,” beber dia.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya