SOLOPOS.COM - Pengunjung saat memilih dan memetik melon langsung di green house perkebunan melon di SMKN 1 Bawen Kabupaten Semarang, Kamis (5/10/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN — SMK Negeri 1 Bawen, Kabupaten Semarang mencoba menghilangkan stigma petani yang hidup susah dan miskin. Caranya, dengan mengajarkan siswa untuk budi daya buah melon jenis premium yang memiliki harga jual tinggi sehingga dinilai sangat menguntungkan.

Hal itu diungkapkan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Bawen, Nana Mulyana. Sebagai SMK Pertanian terbesar di Indonesia, Nana menginginkan siswa SMKN yang telah lulus, tidak hanya siap untuk kerja di industri.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Namun juga bisa melihat peluang-peluang usaha di bidang pertanian. Dengan cara seperti ini diharapkan sektor pertanian dapat dilirik kalangan muda atau gen Z.

“Menanamkan kepada anak-anak agar menjadi wirausahawan. Untuk menunjang itu, kami juga membuat PKL [praktik kerja lapangan], tidak melulu pada perusahaan. Supaya anak itu terdidik, ternyata berbisnis di bidang pertanian itu menggiurkan,” ungkap Nana kepada Solopos.com, Kamis (5/10/2023).

Guna mewujudkan lulusan yang bisa berwirausaha itu, dalam setiap proses pembelajaran mengutamakan pembekalan siswa untuk menjadi wirausahawan. Seperti persiapan mencari bibit, cara perawatan, sampai mencari pelanggan atau konsumen. Termasuk juga analisis untung rugi ketika membuat usaha.

“Sehingga ketika lulus nanti anak-anak bisa merencanakan, apakah menggunakan modal sendiri atau investor dari pihak lain. Secara utuh anak memahami. Itu yang memang kami berikan,” jelas Nana.

Budi daya buah melon menjadi salah satu bidang yang dikembangkan di SMKN 1 Bawen. Pertanian ini juga sudah menggunakan sistem industri dengan bekerja sama dengan pihak lain.

Selain itu, hasil dari panen melon ini juga bisa di beli langsung oleh konsumen ataupun untuk kebutuhan industri dan kebutuhan pasar swalayan.

Salah seorang siswa program keahlian agribisnis tanaman, Saito Azmi, mengatakan tanaman melon yang ditanam di green house SMKN 1 Bawen itu adalah varietas Luna yang merupakan jenis melon premium.

Menurutnya melon dengan rasanya yang manis dan teksturnya yang krispi itu cukup sulit. Sebab tergantung dengan cuaca dan nutrisinya.

“Kalau cuaca kepanasan itu bisa membuat melonnya bisa rusak. Kalau nutrisinya kurang cukup, melonnya juga tidak maksimal tumbuhnya,” ungkap Saito.

Diakuinya, siswa diajarkan oleh guru tentang pemupukan, penyemprotan, dan pengaturan nutrisi melon yang bagus. Sehingga melon bisa tumbuh dengan maksimal.

“Semuanya diajarkan ke kami. Kayak pertama, kami tidak boleh memegang melon saat pertama berbuah. Takaran pupuk juga diajarkan,” beber dia.

Dikatakan, jenis melon ini bisa panen setelah 60 hari usia tanam. Secara fisik bisa dilihat dengan melihat kondisi buah yang berwarna kuning oranye dan daun di atas buah sudah berwarna kuning.

Pada masa panen kali ini, kata Saito, pihak sekolah membuka kesempatan bagi para pengunjung untuk membeli buah melon dengan cara petik langsung dari pohonnya. Hal itu juga sebagai pembelajaran siswa untuk wirausaha pada sektor wisata edukasi pertanian.

Buah melon premium produksi SMKN 1 Bawen dijual mulai dengan harga Rp25.000 per kilogram. Satu buah melon bisa memiliki berat 1,5 kilogram-2 kilogram.

“Ini jadi menyenangkan pengunjung yang ingin berwisata di kebun buah. Membelinya dengan langsung memetik dari pohon,” kata Saito.

Salah seorang pengunjung asal Bekasi, Sisi, mengaku pertama kali melihat buah melon jenis premium dari pohonnya. Setelah mencoba diakuinya rasanya sangat manis dan teksturnya krispi.

“Teksturnya lebih crunchy dan rasanya lebih manis tapi tidak enek. Ini segar, kepengin makan terus,” beber Sisi.

Dikatakan dengan memetik melon langsung dari pohonnya membuatnya serasa memetik melon milik sendiri. Selain itu, melon jenis Luna ini juga menarik karena bisa tahan sepekan tanpa dimasukkan ke lemari es.

“Saya ambil empat ini. Saya bawa ke Bekasi lo. Harga juga relatif lebih murah daripada beli di pasaran dan lebih fresh,” ungkap Sisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya