SOLOPOS.COM - Sejumlah pengunjung berfoto di lokomotif tua yang terdapat di Museum Kereta Api Ambarawa, Jawa Tengah. (JIBI/Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Parkir Ambarawa khususnya di Museum Kereta Api dikeluhkan oleh pengunjung menyusul adanya ulah oknum.

Semarangpos.com, AMBARAWA – Para pengunjung Museum Kereta Api Ambarawa mengeluhkan biaya retribusi parkir yang dilakukan oleh oknum tertentu di area luar museum. Hal ini tak lain karena penarikan biaya parkir yang dinilai terlalu tinggi dan tidak wajar.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Seperti yang dituturkan salah seorang pengunjung asal Kota Semarang, Dede. Ia mengaku untuk satu mobil saja dirinya dikenai biaya sebesar Rp40.000.

“Mintanya juga sambil bentak-bentak. Selain itu, harganya juga terlalu mahal. Padahal, kalau parkir di dalam museum cuma dikenai biaya Rp2.000. Hal-hal seperti itu kan bisa merusak citra wisata di sini,” ujar Dede saat dijumpai wartawan Minggu (17/4/2016) di sekitar Museum Kereta Api Ambarawa.

Dede mengaku harus parkir di luar area musem karena area di dalam sudah terlalu penuh. Meski demikian, ia menilai harga parkir itu tidaklah wajar jika dibandingkan dengan di dalam museum.

Dede yang datang ke lokasi museum dengan membawa tiga mobil dan satu mini bus, terpaksa harus mengeluarkan biaya sebesar Rp180.000. Pasalnya, satu mobil ditarik Rp40.000, sedangkan satu mini bus dihargai Rp60.000.

Karang Taruna

Dari keterangan Dede, adapun petugas yang menarik retribusi tersebut mengaku dari karang taruna setempat. “Karcis juga ilegal karena tidak dilengkapi stempel maupun keterangan parkir apa, ini jelas sangat merugikan wisatawan,” imbuhnya.

Merasa dirugikan, Dede pun melaporkan kejadian itu ke pihak keamanan museum. Oleh pihak museum, ia pun dibawa menemui kepala museum. Namun, ia gagal bertemu kepala museum karena yang bersangkutan sedang tidak ada di tempat.

Sementara itu, Manajer Museum Kereta Api Ambarawa, Sapto Hartoyo, mengaku tidak tahu menahu soal adanya parkir liar di luar museum. Ia mengaku parkir yang berada di luar museum sepenuhnya bukan tanggung jawabnya.

“Itu memang tidak masuk ke ranah kami karena kami sudah menyediakan parkir di dalam area museum. Untuk penertiban maupun pembinaan parkir di luar sepenuhnya tanggung jawab Dishub,” ujar Sapto.

Museum Kereta Api Ambarawa selama ini hanya ramai dikunjungi wisatawan saat-saat tertentu, yakni pada saat libur sekolah atau tanggal merah. Jika hal itu ditambah dengan adanya oknum tertentu yang mencoba memanfaatkan museum melalui retribusi parkir yang harganya tidak wajar, dikhawatirkan akan semakin mengurangi minat pengunjung.

Terkait hal ini, Sapto mengaku akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Semarang untuk memberikan pembinaan terhadap para petugas parkir yang berada di luar area museum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya