SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Pasar Kota Semarang, Trijoto Sardjoko (kanan) saat melakukan sosialisasi pengundian lapak kepada pedagang Pasar Johar di lokasi pasar sementara kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, Senin (11/1/2016).(Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos)

Pasar Johar Semarang yang terbakar medio Mei lalu para pedagangnya telah direlokasi ke pasar darurat yang terletak di kawasan Masjid
Agung Jawa Tengah (MAJT).

Semarangpos.com, SEMARANG – Peresmian relokasi Pasar Johar Semarang di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang rencana dilangsungkan pada 19 Januari nanti bakal molor satu hari. Mundurnya jadwal peresmian ini tak terlepas dari agenda Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, yang dijadwalkan akan meresmikan proyek relokasi pasar itu.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

”Rencana peresmian akan dilakukan oleh Bapak Gubernur. Tapi, karena beliau pada tanggal 19 [Januari] nanti ada kunjungan ke luar daerah, praktis peresmiannya akan diundur satu hari. Peresmian pasar darurat ini akan dilakukan bersamaan dengan peresmian proyek-proyek Pemkot Semarang yang lain,” ujar Kepala Dinas Pasar Kota Semarang, Trijoto Sardjoko, saat melakukan sosialisasi kepada ratusan pedagang Pasar Johar di kawasan MAJT, Senin (11/1/2016).

Sementara itu, pengundian lapak sementara bagi pedagang Pasar Johar yang terbakar Mei 2015 lalu dilangsungkan Senin hingga Jumat
(15/1/2016) nanti. Pengundian dilakukan berdasarkan data pedagang yang sudah melakukan registrasi.

Selain melakukan pengundian, rencana Dinas Pasar juga akan membuka Posko Pengaduan yang terletak di sekitar pasar sementara itu pada
Selasa pekan depan. Pos itu berfungsi untuk menampung sederet keluhan para pedagang selama menempati pasar sementara.

Trijoto mengaku saat ini pasar sementara itu memang masih memiliki banyak kekuarangan antara lain, atap yang rentan bocor, tutup saluran hingga penangkal petir. Kendati demikian, kekuarangan itu akan segera dipenuhi pada anggaran perubahan 2016 nanti.

”Selain akan memperbaiki segala kekuarangan, kami juga tidak membebankan biaya restribusi selama enam bulan bagi para pedagang,”
imbuh Trijoto.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang, Mualimin, meminta pengundian lapak dilakukan secara transparan. ”Pokoknya harus
diutamakan pedagang yang sudah terdaftar,” ujar Mualimin.

Selain transparan, Mualimin juga meminta Dinas Pasar bisa menyeleksi antara pedagang yang benar-benar menjadi korban kebakaran di Johar dengan pedagang lain. Ia tidak mau ada pedagang ilegal yang tidak memiliki bukti sertifikat sebagai pedagang Pasar Johar turut mendapat jatah lapak di pasar sementara itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya