Jateng
Rabu, 19 April 2023 - 11:22 WIB

Pasar Minggon Jatinan, Surganya Aneka Jajanan Jadul di Jalur Pantura Batang

Novi Tyas Anggraini  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pasar Minggon Jatinan Batang. (Istimewa/Instagram @minggonjatinan)

Solopos.com, BATANG — Bukan hanya terkenal dengan wisata alamnya yang mengagumkan, Kabupaten Batang juga mempunyai banyak tempat unik dan menarik untuk dikunjungi.

Batang juga termasuk kota yang ramai dan sering dijadikan tempat singgah bagi para pemudik karena sebagian wilayahnya yang berada di jalur pantura.

Advertisement

Berada di perjalanan yang panjang sudah seharusnya perlu beristirahat sebentar sembari makan makanan tradisional yang alami. Ada satu tempat yang tidak boleh Anda lewatkan saat melewati Batang, yaitu mencicipi makanan khas tradisional Batang-Pekalongan dengan mengunjungi Pasar Minggon Jatinan.

Seperti namanya, pasar ini hanya buka pada hari Minggu. Jadi saat melewati Batang tepatnya hari Minggu jangan lupa mampir ya.

Anda tidak perlu khawatir dengan lokasinya karena letak Pasar Minggon Jatinan cukup strategis, yakni berada di pinggir Pantura Batang. Hadir sebagai kawasan wisata dengan nuansa asri hutan jati di tengah kota membuat para pelintas tertarik untuk mampir.

Advertisement

Dilansir dari berita.batangkab.go.id, tujuan dibukanya pasar kuliner tradisional ini adalah untuk menghidupkan kembali usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Batang. Selain itu, wisata kuliner ini juga digunakan sebagai sarana hiburan untuk masyarakat.

Berbagai makanan tradisional bisa Anda nikmati semua di sini. Mulai dari nasi megono, nasi jagung, serabi, kopi, kopi tahlil, garang asem, nasi uwet, nasi liwet sangit, rebus-rebusan, dan masih banyak lagi.

Tak ketinggalan aneka jajanan zaman dahulu pun ada di sini, misalnya rambut nenek, gulali, leker, telur gulung, dan jajanan lainnya. Menikmati kuliner di bawah rindangnya pepohonan memang menjadi momen yang pas kulineran.

Advertisement

Berkonsep pasar tradisional jaman dulu, kemasan makanannya pun menggunakan daun pisang atau daun jati. Jadi lebih hemat plastik dan tentunya tidak mencemari lingkungan.

Yang tak kalah uniknya dari pasar ini menggunakan sistem pembayaran koin tradisional atau biasa disebut dengan koin kreweng. Untuk satu koin kreweng dihargai senilai Rp2.000 yang bisa ditukarkan untuk membeli makanan di pasar ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif