SOLOPOS.COM - Pedagang menggelar dagangan di Pasar Peterongan yang telah selesai direvitalisasi di Semarang, Jateng, Rabu (18/1/2017). (JIBI/Solopos/Antara/R Rekotomo)

Pasar tradisional Peterongan Semarang menurut DPRD direvitalisasi secara asal-asalan.

Semarangpos.com, SEMARANG — DPRD Kota Semarang menilai kontraktor yang menangani revitalisasi Pasar Peterongan mengerjakan proyek pemugaran pasar tradisional itu secara asal-asalan dan tidak profesional. “Ini sudah pengalaman kesenian kali Dinas Pasar [sekarang Dinas Perdagangan] dalam revitalisasi pasar,” kata Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi saat meninjau Pasar Peterongan Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (4/3/2017).

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Pedagang, kata dia, mengharapkan pasar baru bisa layak ditempati, nyatanya hasil pemugaran pasar tradisional itu tidak sesuai dengan harapan, padahal anggaran yang sudah dikucurkan untuk revitalisasi Pasar Peterongan sekitar Rp30 miliar. Berdasarkan hasil tinjauannya, politikus PDI Perjuangan itu menemukan banyak pekerjaan yang tidak sesuai, seperti atap yang bocor, saluran air yang mampet dan tidak sesuai fungsinya sebagai drainase karena kecil.

Kalau melihat dari keseluruhan pengerjaan proyek, dia menilai kontraktor kurang profesional, seperti masih adanya bagian lantai yang hanya sebatas dilapisi semen secara tidak beraturan dan kualitas bangunannya jelek. “Padahal Pasar Peterongan ini belum lama dibangun. Ini kok kesannya asal-asalan,” katanya seraya menunjukkan bagian atap yang tidak rapi dan berongga, serta semen di bagian tangga yang mudah retak-retak.

Menurut Supriyadi, semestinya kontraktor melaksanakan kerjanya secara tidak profesional jangan lagi dipakai untuk menangani proyek pembangunan, khususnya di Dinas Perdagangan dalam revitalisasi pasar tradisional Semarang. “Kami minta ini jadi catatan Dinas Perdagangan. Ke depan, kalau memang kontraktor yang menangani tidak profesional, ya, jangan dipakai lagi, jangan dimenangkan lagi dalam tender proyek-proyek pembangunan,” tegasnya.

Sebab, kata dia, dikhawatirkan hasil pekerjaan yang asal-asalan itu justru membuat sia-sia jika ternyata pedagang tidak mau menggunakan dan tentunya mengganggu kenyamanan pedagang dan pembeli. “Anggaran untuk membangun pasar ini kan pakai dana dari masyarakat. Mestinya, memang untuk masyarakat, tetapi kalau dikerjakan asal-asalan kan malah muspro. Saya minta ini jadi catatan Dinas Perdagangan,” katanya.

Revitalisasi Pasar Peterongan sudah dianggarkan sejak 2015 dari APBD senilai Rp30 miliar, namun gagal karena terkendala pelestarian cagar budaya, kemudian dianggarkan lagi pada APBD 2016 dengan jumlah anggaran yang besarannya sama. Sekarang Pasar Peterongan dari luar sudah terlihat cantik dengan penataan yang dilakukan tanpa mengubah bangunan cagar budaya yang ada, termasuk tetap mempertahankan pohon asam yang sudah berusia ribuan tahun.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya