SOLOPOS.COM - Ilustrasi pedagang ikan di pasar tradisional. (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Pasar tradisional di Kota Semarang, Pasar Rejomulyo, tak lancar revitalisasinya karena janji wali kota kepada pedagang ikan basah belum ditunaikan.

Semarangpos.com, SEMARANG — Revitalisasi Pasar Rejosari terhambat gara-gara Wali Kota Hendrar Prihadi dianggap tak menunaikan janji. Pedagang ikan basah di Pasar Rejomulyo yang menolak direlokasi dari pasar lama menagih janji Hendi—sapaan Hendrar Prihadibertemu langsung dengan para pedagang untuk membicarakan relokasi ke pasar baru.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

“Kami ingin Pak Wali datang ke Pasar Rejomulyo ini, meninjau langsung lokasi, agar paham kesulitan pedagang,” kata perwakilan pedagang ikan basah Pasar Rejomulyo Mujiburrohman di Semarang, Rabu (18/1/2017).

Pemerintah Kota Semarang berencana merelokasi pedagang di Pasar Rejomulyo lama ke pasar yang baru yang sudah selesai dibangun karena lokasi lama akan difungsikan sebagai ruang terbuka hijau (RTH). Dinas Perdagangan Kota Semarang pun menargetkan boyongan pedagang Pasar Rejomulyo paling lambat akhir Januari ini, termasuk di delapan pasar tradisional lainnya yang belum dioptimalkan pedagang.

Namun, pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Ikan Basah dan Pindang (PPIBP) Pasar Rejomulyo menginginkan kondisi di pasar baru dibenahi dulu agar memungkinkan untuk ditempati berjualan. “Kami tidak menolak atau menghalangi kebijakan pemerintah. Apalagi sudah dibuatkan bangunan untuk pasar baru. Tetapi, silakan dilihat sendiri apakah kondisinya memungkinkan untuk berjualan,” katanya.

Pengurus PPIBP Pasar Rejomulyo itu mencontohkan luasan los yang hanya berukuran 20 m2, padahal kegiatan transaksi grosir ikan segar membutuhkan luasan los yang jelas lebih besar. “Kalau di pasar lama, luasan losnya sekitar 40 m2-50 m2. Ada yang lebih luas lagi. Kami ini pedagang grosir yang melayani pembeli dari berbagai daerah,” katanya, didampingi Ketua PPIBP, Haji Dian.

Belum lagi, kata dia, kondisi saluran air yang kecil dan luasan areal untuk bongkar muat barang yang jelas tidak muat untuk menampung keluar-masuknya truk-truk besar, baik dari penjual maupun pembeli. Maka dari itu, Mujiburrohman menginginkan Wali kota untuk melihat sendiri aktivitas perdagangan di pasar yang baru dimulai malam hari itu agar memahami apa yang dirasakan oleh para pedagang.

“Dulu, Pak Hendi bilang sendiri mau datang, bakar ikan belanak. Kami sudah tunggu. Kalau datang jangan pagi atau siang, sebab pasar ini baru mulai malam hari,” katanya.

Bahkan, kata dia, para pedagang sudah berinisiatif untuk menemui Wali kota sampai tiga kali tetapi belum berhasil bertemu karena yang bersangkutan sedang ada kegiatan, termasuk Rabu ini. “Saat ini, kami ingin bertemu dulu dengan beliau [wali kota]. Syukur-syukur, kalau Pak Hendi bersedia meninjau sendiri ke pasar ini untuk melihat aktivitas perdagangan, kami lebih senang,” pungkasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya