SOLOPOS.COM - Warga bersama anggota TNI dan sukarelawan mencari korban tertimbun tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu (13/12/2014). Tebing setinggi 100 meter yang longsor, Jumat (12/12/2014) itu, menimbun sedikitnya 40 rumah. Puluhan orang masih belum ditemukan. (JIBI/Solopos/Antara/Anis Efizudin)

Warga bersama anggota TNI dan sukarelawan mencari korban tertimbun tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu (13/12/2014). Tebing setinggi 100 meter yang longsor, Jumat (12/12/2014) itu, menimbun sedikitnya 40 rumah. Puluhan orang masih belum ditemukan. (JIBI/Solopos/Antara/Anis Efizudin)

Warga bersama anggota TNI dan sukarelawan mencari korban tertimbun tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu (13/12/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Anis Efizudin)

Kanalsemarang.com, BANJARNEGARA—Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo menyatakan segera memperpanjang masa tanggap darurat bencana tanah longsor di kabupaten itu yang akan berakhir pada 21 Desember 2014.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

“Tanggap darurat bisa diperpanjang setengah bulan lagi karena tidak ada kaitannya dengan evakuasi,” kata Bupati seusai Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Tanah Longsor di SMA Negeri 1 Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat (19/12/2014).

Menurut dia, masa tanggap darurat berkaitan dengan proses pengungsian, hunian sementara, infrastruktur, termasuk biaya hidup pengungsi selama satu tahun khususnya bagi korban bencana tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar.

Ia mengatakan bahwa hunian sementara bagi korban longsor Dusun Jemblung akan berlokasi di Desa Ambal dengan cara menyewa rumah warga yang ditinggal merantau oleh pemiliknya sehingga tidak mengganggu.

“Di Dusun Jemblung terdapat 21 keluarga yang terkena dampak langsung, sedangkan di Dusun Pencil, Desa Karangtengah, Kecamatan Wanayasa, ada 39 keluarga,” katanya seperti dikutip Antara.

Lebih lanjut, Bupati mengatakan bahwa relokasi bagi warga Dusun Pencil tidak ada masalah karena akan menggunakan tanah bengkok, sedangkan untuk korban longsor Dusun Jemblung yang masih hidup akan dilakukan pembebasan tanah.

Ia mengharapkan proses relokasi bagi korban longsor Dusun Jemblung tidak ada hambatan.

“Terkait relawan, mereka tentunya sudah sangat lelah. Nanti, apakah perlu dilakukan suatu pengurangan jumlah relawan sesuai dengan kebutuhan yang ada,” katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa langkah preventif bagi daerah-daerah yang rawan bencana perlu ada sistem peringatan dini, perawatan selokan yang tersumbat, antisipasi terhadap rembesan air, termasuk penanganan terhadap kolam-kolam ikan di lereng bukit karena airnya berpotensi merembes.

Selain itu, pihaknya juga akan memasang papan peringatan di titik-titik yang termasuk zona merah atau daerah rawan bencana.

Saat memimpin rapat, Bupati mengatakan bahwa pihaknya akan segera membuat surat perpanjangan masa tanggap darurat bencana Banjarnegara meskipun operasi pencarian korban longsor Jemblung berakhir pada tanggal 19 Desember.

Menurut dia, pihaknya akan melakukan pendekatan dengan keluarga korban untuk meminta keikhlasan mereka atas jenazah anggota keluarganya yang belum ditemukan.

“Insya Allah saat tahlilan, saya akan sampaikan itu,” katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno mempersilakan warga jika masih ingin mencari jenazah anggota keluarganya yang tertimbun longsor dengan bantuan TNI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya