Jateng
Jumat, 11 November 2022 - 15:23 WIB

Patung Gajah di Jalan Sraten-Muncul Semarang, Berkaitan Berdirinya Desa Sraten

Hawin Alaina  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Patung Gajah di gerbang masuk Desa Sraten yang kono menjadi tempat mengamuknya Gajah dari pasukan Kerjaan Surakarta yang hendak menuju Demak. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SEMARANG–Patung Gajah yang berada di Jalan Raya Sraten arah ke Muncul Kabupaten Semarang bukan hanya sebagai hiasan belaka.

Ternyata patung yang terletak di pintu masuk Desa Sraten itu ada kaitannya dengan asal-usul Desa Sraten.

Advertisement

“Pada waktu itu rombongan penggawa dari Keraton Solo itu mau ke Demak di tengah perjalanan itu mereka kan naiknya Gajah. Gajah itu disini ngamuk tidak karuan. Akhirnya pemimpin rombongan, panglima perang membuat sayembara,” ujar Kepala Desa Sraten Rochmad saat ditemui Solopos.com dikantornya, Jumat (11/11/2022).

Sayembara itu dilakukan karena penggawa kerajaan tidak ada yang bisa menaklukkan gajah yang sedang mengamuk tersebut.

Advertisement

Sayembara itu dilakukan karena penggawa kerajaan tidak ada yang bisa menaklukkan gajah yang sedang mengamuk tersebut.

Pemimpin rombongan akhirnya membuat sayembara siapa yang bisa menaklukkan gajah, maka tempat ini (Desa Sraten) akan menjadi tanah yang makmur.

“Pada akhirnya ada salah satu seorang pemuda dari wilayah ini yang ikut sayembara, namanya Truno. Itu pada 1850-an. Gajah yang mengamuk itu bisa tenang kembali,” jelas dia.

Advertisement

Sebelum pergi mereka berucap pada suatu saat nanti disini menjadi desa yang makmur. Kemudian berjalannya waktu penamaan Srati oleh lidah masyarakat berubah menjadi Sraten.

“Karena bahasa Srati kurang pas diubah orang dahulu. Ada administrasi Kepala Desa pertama itu 1938 sudah menggunakan nama Desa Sraten,” jelas dia.

Sraten sendiri kata Kepala Desa, sama artinya dengan Srati yang berarti penjinak/pawang. Dalam hal ini penjinak Gajah.

Advertisement

“Patung Gajah itu adalah kenangan, karena konon katanya ngamuknya [Gajah] disitu. Warga dahulu membuat patung gajah kecil disitu, kemudian diubah dan dibuat lebih besar dan ada taman disekelilingnya,” ungkap dia.

Diakuinya, makam Truno sendiri sampai sekarang tidak diketahui. Sebab pemuda itu adalah pengembara yang berasal dari Desa Sraten.

Setelah berhasil menaklukkan Gajah itu Truno kembali mengembara dan sampai saat ini tidak diketahui cerita pengembaraan atau makam Truno.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif