SOLOPOS.COM - Ilustrasi bandara (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Pembangunan Bandara Wirasaba di Purbalingga akan diubah menjadi bandara komersil.

Semarangpos.com, SEMARANG – Proses pengembangan Bandara Wirasaba di Kabupaten Purbalingga untuk menjadi bandara komersil terus dilakukan. Bahkan pada Maret 2016 proses penganggaran dan MoU pembangunan bandara tersebut akan dilakukan.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Seperti dilansir dari laman Pemprov Jateng, Rabu (10/2/2016), Kasubdit Penyelenggaraan Bandar Udara Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Syamsul Bachri, mengatakan pada Maret nanti pihaknya akan mulai melakukan proses alokasi anggaran dan juga MoU dengan berbagai pihak seperti TNI AU, dan pemerintah daerah.

“Mudah-mudahan awal Maret nanti anggaran sudah bisa dialokasikan, kemudian dilanjutkan pembicaraan dengan berbagai pihak, seperti TNI dan pemda,” tuturnya saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan enam kepala daerah, yakni Bupati Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Kebumen, dan Cilacap, di Ruang kerja kantor gubernur, Selasa (9/2/2016).

Menurut Syamsul, permintaan Menteri Perhubungan RI, Ignasius Jonan yang menginginkan Bandara Wirasaba bisa digunakan pada Lebaran 2016 mendatang akan sulit terwujud. Sebab, pengerjaannya harus mengubah konstruksi runway bandara menjadi 1.300 meter x 30 meter.

“Kalau untuk dibangun itu [runway 1.300 meter x 30 meter] saya tidak yakin selesai saat Lebaran 2016. Tapi pak menteri selalu memberikan target pokoknya selesaikan. Kalau nanti tidak selesai ya laporkan, tapi kerjakan sekarang,” ujarnya.

Dalam audiensi tersebut, Syamsul juga menyampaikan kepada Ganjar beberapa kendala yang dihadapi saat proses pengembangan di antaranya, berdasarkan peraturan, pembangunan dengan APBN diharuskan menyerahkan lahan ke pemerintah pusat. Sementara lahan Bandara Wirasaba dimiliki oleh TNI AU. Kendala lain, belum adanya PP pelaksanaan UU no 1 tahun 2009 yang mengatur penggunaan bersama bandar udara sipil dan militer. Sehingga sebagai dasar pengoperasionalnya harus dengan MoU dengan berbagai pihak yang berkepentingan.

Menanggapi adanya kendala-kendala tersebut, Ganjar menyatakan siap membantu agar tidak menghambat pengembangan bandara, khususnya di bidang regulasi maupun negosiasi-negosiasi politik. Da menilai pengembangan bandara akan sedikit rumit karena aset dan kewenangannya berbeda-beda.

“Regulasi apa yang menghambat, ya upayakan kita ubah. Saya siap bicara dengan siapa pun,” ujarnya.

Mantan anggota DPR RI tersebut mengaku memang sangat ngotot memperjuangkan Bandara Wirasaba lantaran dalam feasibility study menyatakan bandara tersebut memang layak dikembangkan sebagai bandara komersil. Selain itu, dengan membuka bandara Wirasaba untuk sipil dapat memperlancar perekonomian wilayah selatan-barat Jawa Tengah.

“Sebenarnya kalau ada putusan yang paling rasional yang mengatakan tidak, saya tidak akan ngotot. Tapi kalau visible ya pasti saya ngotot, untuk mewujudkan mimpi bersama,” tuturnya.

Sementara itu, Plh Kepala Dishubkominfo Jawa Tengah, Agus Sasmito mengatakan target pengoperasionalan Bandara Wirasaba masih belum dapat dipastikan karena pembangunan bandara akan dilakukan bertahap. Dia memastikan setelah bandara jadi pesawat ATR-42 akan dapat diterbangkan dari bandara tersebut.

“Target semampunya, kalau runway-nya bisa dikerjakan, ya dikerjakan dulu. Nanti misalkan ada pembebasan tanah, ya pembebasan tanah dulu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya