SOLOPOS.COM - Ilustrasi jalan tol (JIBI/Solopos/Dok.)

Pembangunan infrastruktur jalan tol Pejagan-Pemalang diharapkan bisa memperlancar arus lalu lintas di kawasan pantai utara (Pantura) yang acap kali macet.

Semarangpos.com, BREBES – Kemacetan jalan di ruas pantai utara (pantura) sebentar lagi bakal berkurang. Kondisi ini tak terlepas dari segera selesainya pembangunan ruas tol Pejagan-Pemalang seksi I dan II pada Maret nanti.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Penyelesaian jalur bebas hambatan yang sempat dibuka saat mudik Lebaran 2015 tersebut ternyata berlangsung lebih cepat. Semula ruas tol Pejagan-Pemalang ditarget selesai awal Agustus, namun penyelesaiannya justru bisa dikebut lebih cepat lima bulan.

Direktur Utama PT Pejagan-Pemalang Toll Road, Herdiwiakto, menjelaskan pengerjaan proyek Pejagan-Pemalang ruas Pejagan hingga Brebes Timur sepanjang 24 kilometer (km) hingga memasuki awal Januari ini sudah mencapai 75 persen.

“Pengerjaan badan jalan sudah selesai 100 persen. Saat ini sedang proses pemadatan dan pengerasan (rigid). Pengerjaannya sudah mencapai
12 kilometer dari total 20 kilometer,” katanya saat mengikuti teleconference dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), seperti dilansir Okezone.com, Kamis (7/1/2016).

Telekonferensi yang digelar Rabu (6/1/2016) itu digelar dalam rangka penandatanganan kontrak serentak proyek pembangunan infrastruktur Kementerian PU-Pera tahun anggaran 2016. Menurut Herdiwiakto, sisa pekerjaan pengerasan ditargetkan selesai Maret mendatang. “Setelah selesai, kita akan adakan uji kelayakan pada April. Kemudian, kita siap beroperasi di bulan Mei sekaligus melayani arus mudik Lebaran pada tahun ini,” paparnya.

Pembebasan lahan Adapun pengerjaan ruas jalan seksi III dan IV, yakni arah Brebes Timur ke Kabupaten Pemalang, hingga kini belum berjalan karena masih menunggu proses pembebasan lahan. Meski demikian, Herdiwiakto, tetap optimistis pengerjaan ruas jalan seksi III dan IV ini segera terlaksana dan ditargetkan selesai pada 2018 mendatang.

Saat disinggung terkait masih adanya satu orang pemilik lahan yang belum mau melepaskan lahannya, Herdiwiakto seusai telekonferensi
mengatakan proses musyawarah antara tim pembebasan lahan dan pemilik lahan akan kembali digelar untuk menyelesaikannya. Dalam musyawarah itu akan dilakukan pengukuran dan penaksiran ulang harga tanah (reappraisal). Jika dalam musyawarah tersebut kembali tidak mencapai titik temu, penyelesaiannya akan diserahkan ke pengadilan (konsinyasi).

“Besok (hari ini) rencananya ada reappraisal lagi. Kita harapkan pertengahan Februari sudah selesai untuk pembebasan lahan,” ujarnya.

Untuk diketahui, lahan yang belum dibebaskan tersebut berada di Desa Rancawuluh, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes. Di lahan seluas 766 meter persegi itu saat ini masih berdiri sebuah bangunan rumah milik Darsiti, 55, yang mengaku belum mengetahui adanya rencana reappraisal. Dia bersikukuh mematok harga Rp1,5 miliar agar dua bidang tanahnya bisa dibebaskan karena luasnya mencapai 766 meter persegi.

Padahal tim pembebasan lahan mematok harga Rp190.000 per meter persegi atau total Rp595 juta untuk keseluruhan luas tanah. “Kalau mau dikonsinyasi, ya pokoknya saya minta diselesaikan dulu. Kalau konsinyasi, dari dulu bilang seperti begitu, mau dikonsinyasi. Saya
tidak takut. Saya ini mau jual-beli. Saya punya tanah tidak akan dijual, tapi berhubung mau dipake untuk tol, ya silakan, monggo asal dihargai layak,” kata Darsiti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya