Jateng
Selasa, 28 Februari 2023 - 16:38 WIB

Pembangunan Rampung, Gedung Ki Narto Sabdo di TBRS Semarang Belum Digunakan

Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) tempat Gedung Ki Narto Sabdo. (JIBI/Semarangpos.com/dok. bisnis.com)

Solopos.com, SEMARANG — Gedung kesenian Ki Narto Sabdo yang terletak di kompleks Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Kota Semarang, pembangunannya telah selesai. Meski demikian, gedung kesenian bertaraf internasional itu hingga kini belum diresmikan dan belum bisa digunakan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso, mengungkapkan Gedung Ki Narto Sabdo itu belum bisa digunakan. Hal itu dikarenakan sarana dan prasarana yang ada belum sepenuhnya lengkap dan memadai.

Advertisement

“Fisiknya memang sudah jadi, tapi belum diserahkan. Bu Wali [Wali Kota Semarang] meminta Distaru [Dinas Tata Ruang] untuk mengisi kekurangannya dulu,” kata Wing dilansir dari laman Internet Pemkot Semarang, Selasa (28/2/2023).

Fasilitas yang belum terpenuhi itu antara lain lighting, brinjing, ruang rias, pintu pendingin ruangan, sound system dan lainnya. Wing menyebut jika peralatan itu belum dilengkapi, Gedung Ki Narto Sabdo bisa menyewa. Meski demikian, hal itu tentunya akan membebani APBD Kota Semarang dan hasilnya juga tidak maksimal. Apalagi, Gedung Ki Narto Sabdo di kompleks TBRS itu didesain sebagai tempat pertunjukan berskala internasional.

Advertisement

Fasilitas yang belum terpenuhi itu antara lain lighting, brinjing, ruang rias, pintu pendingin ruangan, sound system dan lainnya. Wing menyebut jika peralatan itu belum dilengkapi, Gedung Ki Narto Sabdo bisa menyewa. Meski demikian, hal itu tentunya akan membebani APBD Kota Semarang dan hasilnya juga tidak maksimal. Apalagi, Gedung Ki Narto Sabdo di kompleks TBRS itu didesain sebagai tempat pertunjukan berskala internasional.

“Daripada enggak maksimal, harus dilengkapi dulu kekurangan sarpas [sarana dan prasaran]. Memang ada sound, tapi untuk gedung pertemuan bukan pertunjukan. Tentu harus propper dari segi kualitas dan spesifikasi,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Kota Semarang (Dekase), Adhitia Armitrianto, mengatakan gedung kesenian yang terbilang megah ini memang dikonsep untuk pertunjukkan seni budaya, musik dan lainnya dengan standar internasional. Ia mengaku jika gedung secara fisik memang sudah terbangun, namun untuk perlengkapan di dalamnya seperti sound, layar hingga lighting yang ada saat ini masih standar untuk pertunjukkan lokal.

Advertisement

Meski sarpras belum lengkap, Adhit sangat mengapresiasi gedung kesenian Ki Narto Sabdo yang telah disulap menjadi gedung kesenian yang megah dan digadang-gadang menjadi gedung kesenian bertaraf internasional.

“Secara pribadi, saya mendukung agar perlengkapan untuk penampil ini harus dilengkapi. Di Semarang, memang ada Gedung Radjawali, dengan fasilitas internasional. Tapi kan milik swasta,” tutur pria yang berprofesi sebagai jurnalis itu.

Lebih lanjut, Adhit mengatakan konsep dari Gedung Ki Narto Sabdo memang bisa digunakan untuk konser maupun pertunjukkan teater. Bahkan kelompok Wayang Orang (WO) Ngesti Pandawa juga bisa menggunakan gedung tersebut.

Advertisement

“Kalau Ngesti Pandawa idealnya harus ada gedung khusus, mereka punya ciri khas geber dan kostum yang cukup banyak. Bisa difokuskan di wilayah TBRS,” jelasnya.

Adhit mengatakan sebelum gedung Ki Narto Sabdo resmi dibuka, sebaiknya segala fasilitas dan infrastruktur sudah dilengkapi. Setelah itu, pengelolaan Gedung Ki Narto Sabdo juga dilakukan secara profesional oleh Disbudpar Kota Semarang.

“Sembari menunggu lengkap, ya kita harus bersabar. Tapi harapan saya tahun ini bisa dilengkapi dan bisa digunakan,” tandasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif