Jateng
Rabu, 17 Maret 2021 - 04:00 WIB

Pembelajaran Tatap Muka Salatiga Masih Uji Coba

Imam Yuda Saputra  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Siswa menjalani uji coba PTM di SMAN 2 Wonogiri, Rabu (11/11/2020). Uji coba PTM di sekolahan tersebut tetap berjalan meski sang kepala sekolah terkonfirmasi positif Covid-19. (istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Pemerintah Kota Salatiga, Jawa Tengah menggelar pembelajaran tatap muka di sekolah mulai 16-27 Maret 2021. Namun PTM yang digelar Pemkot Salatiga itu hanya simulasi yang bersifat uji coba saja.

Meski demikian, tidak semua sekolah di Salatiga yang diizinkan menggelar simulasi PTM. Sekolah yang bisa melaksanakan uji coba wajib mengantongi izin atau rekomendasi dari Satgas Penanganan Covid-19.

Advertisement

“Total ada 27 sekolah yang akan melaksanakan simulasi nanti, mulai dari jenjang TK, SD, dan SMP,” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Salatiga, Yuni Ambarwati, kepada Semarangpos.com, Senin (15/3/2021).

Baca Juga: 4 Zodiak Ini Kata Astrologi Keras Kepala…

Advertisement

Baca Juga: 4 Zodiak Ini Kata Astrologi Keras Kepala…

Yuni mengatakan simulasi digelar untuk melihat kesiapan sekolah dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka yang sudah hampir setahun lebih terhenti. Terlebih lagi ada rencana dari pemerintah pusat untuk kembali membuka sekolah pada Juli 2021 nanti.

“Kami berharap pelaksanaan uji coba bisa berjalan baik dan aman. Tenaga pendidik, siswa harus wajib menerapkan protokol kesehatan,” imbuhnya.

Advertisement

“Kita mulai berani melakukan simulasi karena memang orangtua, siswa, dan tenaga pendidik sudah rindu untuk pembelajaran tatap muka,” jelas Yuliyanto.

Baca Juga: Peluang Bisnis Kuliner Ayam, Bebek, Angsa

Selain itu, saat ini tren kasus Covid-19 di Kota Salatiga juga sudah menurun. “Memang ada tren penurunan kasus Covid-19, sehingga dengan adanya simulasi kalau masih ada kekurangan dalam penerapan bisa segera diantisipasi,” kata Yuliyanto.

Advertisement

Dia mengungkapkan bahwa sekolah juga diwajibkan untuk memiliki Satgas Covid-19 yang terintegrasi dengan puskesmas terdekat sehingga penerapan protokol kesehatan bisa disiplin.

“Tentu kita tidak mau ada klaster sekolahan, sehingga kesadaran dan disiplin protokol kesehatan harus menjadi kewajiban di lingkungan sekolah,” tegas Yuliyanto.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif