SOLOPOS.COM - Suasana Pasar Hewan Ambarawa menjelang Hari Raya Iduladha, Jumat (16/6/2023). (Solopos.com-Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN – Mendekati hari raya Iduladha, pedagang hewan ternak seperti sapi dan kambing di Pasar Hewan Ambarawa atau Pasar Pon Ambarawa mengeluhkan sepinya pembeli. Hal tersebut dipengaruhi para pembeli yang saat ini lebih memilih membeli hewan kurban secara online atau langsung datang ke peternak.

Hal itu diungkapkan seorang penjual sapi asal Dusun Pagergedok, Desa Sepakung, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Buwang. Ia mengeluhkan sepinya pembeli yang ada di Pasar Hewan Pon Ambarawa. Bahkan ia mengaku kesulitan menjual hewan ternaknya.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

“Di sini [Pasar Pon Ambarawa] memang ramai, tapi ramai para peternak dan penjual. Kalau pembeli ada tapi tidak banyak, ” katanya saat ditemui Solopos.com Jumat (16/6/2023).

Menurutnya, sepinya pembeli di Pasar Pon Ambarawa karena para pembeli lebih memilih membeli hewan kurban langsung dari peternak. Di samping itu juga membeli lewat online.

“Kebanyakan mereka membeli di rumah langsung ke peternak tidak di pasar, ” katanya.

Buwang membawa tiga sapi miliknya yang dijual di Pasar Pon Ambarawa. Ia mematok harga sapi miliknya sesuai dengan berat dan bobotnya. Kisaran harganya mulai dari Rp20 juta hingga Rp25 juta per ekor.

Sementara itu, Kepala UPTD Puskeswan, Pasar Hewan, dan RPH, Muhammad Hidayat, mengatakan mendekati Iduladha jumlah sapi yang masuk di Pasar Pon Ambarawa sudah mengalami kenaikan. Rata-rata mencapai 450 ekor hingga 500 ekor sapi. Bahkan di pasaran Pon tertentu melebihi dari 500 ekor.

“Untuk harga jual diambil rata-rata untuk kurban Rp21 juta hingga Rp23 juta, ” katanya.

Kenaikan Harga

Dari harga tersebut terdapat kenaikan jika dibandingkan dengan hari biasa. Kenaikan harga mendekati Iduladha sekitar Rp1 juta sampai Rp1,5 juta. Sedangkan sapi yang diperjualbelikan di pasar itu berasal dari Kabupaten Semarang ,Temanggung, dan Boyolali.

“Dan kemungkinan dari Muntilan dan Magelang juga ada yang masuk, ” ujarnya.

Hidayat mengaku pihaknya sejak awal tahun telah melakukan antisipasi LSD dan PMK dengan pengecekan secara langsung. Jika ada hewan yang terindikasi penyakit tersebut tidak diizinkan masuk ke dalam pasar hewan.

“Kita minta dibawa pulang ke kandang masing-masing. Selain itu untuk vaksin juga sudah didistribusikan ke seluruh wilayah Kabupaten Semarang, ” tandasnya.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di lokasi, mulai pagi para peternak sudah memadati pasar yang hanya buka di pasaran Pon tersebut. Banyak juga dari mereka yang menawarkan sapi kepada penjual atau peternak yang lainnya. Serta banyak juga yang berdatangan dengan diangkut mobil pick up dan truk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya