SOLOPOS.COM - Ilustrasi korban pelecehan seksual (JIBI/Solopos/Dok.)

Pemerkosaan Semarang yang menimpa siswi SMP di Ungaran mendapat perhatian khusus dari Pemkab Semarang.

Semarangpos.com, UNGARAN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang prihatin dan menyesalkan peristiwa kekerasan seksual yang menimpa salah seorang pelajar di Ungarang, RS, 15, warga Ungaran Timur, baru-baru ini. Guna meminimalisasi kejadian serupa terulang, Pemkab pun siap membentuk sebuah tim terpadu yang berfungsi untuk mendorong masyarakat, aparatur desa hingga instansi terkait anak dan perempuan agar bersinergi dalam menangani kasus semacam itu.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

“Kami merasa prihatin atas kejadian itu. Sebenarnya kami, baik Pak Bupati maupun saya, dalam berbagai kesempatan bertemu dengan masyarakat selalu menyampaikan pentingnya peran orang tua dalam mendidik dan menjaga anaknya. Yang pertama jauhkan anak dari narkoba dan hati-hati dari aksi pelecehan seksual,” ujar Wakil Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, saat dijumpai wartawan di Kantor Pemkab Semarang, Senin (6/6/2016).

Seperti diberitakan Semarangpos.com, RS yang merupakan siswi kelas VII di sebuah SMP di Ungaran, menjadi korban pemerkosaan setelah lepas dari pengawasan orang tuanya. Ia pergi rumah tanpa pamit pada Minggu (29/5/2016) sore, dan baru pulang pada larut malam dalam kondisi setengah sadar, diduga akibat pengaruh obat bius.

Setelah diinterogasi ayahnya, B, RS mengaku baru saja diberi minum teh yang membuatnya kehilangan kesadaran, sehingga leluasa diperkosa oleh dua pemuda kenalannya. RS bahkan mengalami pemerkosaan di dua tempat berbeda, yakni di sebuah gubuk yang diketahui merupakan gardu listrik di Desa Keji, Ungaran Barat, dan sebuah hotel di kawasan Bandarjo.

“Permasalahan seperti itu kita harus bersama mengatasinya. Tidak hanya pemerintah daerah. Masyarakat umum sebenarnya bisa berperan dengan melakukan pencegahan ketika ada aktivitas mencurigkan di sekitar tempat tinggalnya. Apalagi informasinya, korban diberi minuman yang membuatnya mabuk di sebuah gubuk di Desa Keji [Ungaran Barat,” imbuh Ngesti.

Ngesti juga mengaku baru-baru ini telah berkoordinasi dengan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) agar lebih intensif melakukan langkah-langkah pencegahan kejahatan seksual bersama instansi terkait. Sinergi pencegahan itu bisa melibatkan kepolisian, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, aparat pemerintah desa, organisasi perempuan seperti PKK hingga kelompok-kelompok pengajian yang ada di masyarakat. Langkah sinergi dalam sebuah tim terpadu itu termasuk dalam upaya pendampingan terhadap korban.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya