SOLOPOS.COM - Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu, saat melakukan penanaman cabai di Argo Purwosari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Senin (17/10/2022). (Solopos.com-Ponco Wiyono)

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menerapkan program Kelurahan Tangguh Pangan sebagai upaya dalam mengantisipasi krisis global. Dengan program tersebut diharapkan setiap kelurahan di Kota Semarang memiliki kemandirian dalam pengadaan sumber pangan sendiri.

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu, mengaku telah mempersiapkan program tersebut. Nantinya, program ini akan melibatkan seluruh stake holder.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

“Tujuannya nanti bagaimana kelurahan di atas maupun bawah menjaga ketahanan pangannya agar Kota Semarang menjadi berdaulat,” jelas perempuan yang karib disapa Ita itu di Agro Purwosari, Kecamatan Mijen, Senin (17/10/2022).

Menurut Ita, Kota Semarang tidak boleh bergantung asupan hasil bumi dari daerah lain. Ketersediaan produk di hilir seharusnya juga diimbangi dengan jaminan adanya barang-barang dari hulu.

“Kalau tergantung daerah lain kita tentu akan dinomorsekiankan. Untuk mewujudkannya kita juga harus menggalakkan sehingga gerakan ini tidak hanya di Dinas Pertanian,” lanjutnya.

Baca juga: Beda dengan Nasi Liwet Solo, Ini Rekomendasi 4 Warung Nasi Ayam Semarang

Mengenai penerapan kelurahan tangguh pangan nanti, Ita ingin aspek gizi juga bisa terpenuhi. Sementara berkaitan dengan topografi Kota Semarang yang beragam, program ini akan menyesuaikan dengan keadaan tanah di masing-masing daerah.

“Misal daerah tersebut tidak ada daging sapi ya ayam, bisa kelinci. Untuk wilayah atas bisa ikan air tawar, yang bawah ikan laut,” tutur Ita lagi.

Menyoroti kesejahteraan petani, Ita menyampaikan program ini nantinya akan melibatkan ojek online sebagai penyalur produk di setiap kelurahan. Hal itupun akan menekan pengeluaran sekaligus membatasi gerak tengkulak dan menjadi jaminan pemasukan kepada para petani lebih besar.

Baca juga: Perkuat Ketahanan Pangan, Kodam IV/Diponegoo Tanam Jagung Seluas 10 Hektare

“Jadi semua akan terlibat. Camat, lurah, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, Bappeda, Dinas koperasi dan UMKM sehingga produk bisa diolah, sampai ojol,” beber Plt Walikota.

Dalam kunjungannya ke Agro Purwosari, Ita turut melakukan penanaman cabai dan bawang merah. Ia juga memanen melon jenis apollo dan autumn waltz.

Kepala Dinas Perrtanian Kota Semarang, Hernowo, mengatakan animo masyarakat untuk menanam tanaman bahan pokok seperti cabai semakin tinggi. Hal ini berbanding lurus dengan fakta yang tercatat Dinas Pertanian bahwa masih ada sekitar 40% lahan di Semarang yang bisa ditanai.

“Cabai dan bawang merah adalah produk pertanian yang memicu inflasi. Kesadaran semakin tinggi, tinggal kita mengedukasi generasi muda akan semakin suka bertani. Bibit itu bukan masalah, biji-biji dari sebatang cabai itu bisa tumbuh 20 batang pohon,” jelas Hernowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya