SOLOPOS.COM - Penandatangan Kerjasama antara BRIN dan Pemkot Semarang (Ria Aldila Putri)

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Semarang (Pemkot) Semarang, Jawa Tengah, berkomitmen mengentaskan kemiskinan terutama di wilayah pesisir utara. Wali Kota Semarang Heverita Gunaryanti Rahayu akan melakukan treatment khusus dengan menggandeng Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengentaskan kemiskinan di wilayah-wilayah yang masih tinggi tingkat kemiskinannya.

Wali Kota yang akrab disapa Ita tersebut mengatakan ada tiga wilayah yang tingkat kemiskinannya cukup tinggi di wilayahnya. Yakni Tambak Lorok, Bandarharjo, Tanjung Mas hingga Kemijen. Titik titik merupakan daerah pesisir di Semarang.

Promosi Harga Saham Masih Undervalued, BRI Lakukan Buyback

“Kemiskinan di wilayah pesisir contoh kayak di Tambak Lorok, Tanjung Mas kemudian Bandarharjo, Kemijen wilayah-wilayah ini kan yang wilayah kemiskinannya tinggi. Sehingga  ekonominya juga rendah, stuntingnya tinggi. Padahal hasilnya sebenarnya banyak, jika kita jumpai di pasar namun sayangnya mereka belum tahu bagaimana caranya,” ujar Ita di Balai Kota Semarang, Kamis (17/8/2023).

Menurut dia, tingginya kemiskinan di wilayah pesisir terjadi karena masyarakat belum bisa memanfaatkan hasil kerja mereka sebagai nelayan dengan baik. Masyarakat masih condong menjual produk dengan kondisi mentah atau belum terolah.

“Di pesisir selama ini belum maksimal, biasanya nanti ikan yang dijual mentah dan kalau enggak laku ini bisa membusuk dan tidak bisa dimanfaatkan. Sehingga dengan adanya BRIN ini akan dapat membantu mengoptimalkan dalam mengolah hasil-hasil produksi yang bisa menjadi makanan-makanan olahan yang sehat, dengan packaging yang bagus bisa dijual lebih jadi sifatnya lebih menguntungkan,” jelasnya.

Kemudian, pihaknya bersama BRIN akan berkolaborasi memanfaatkan balai benih ikan yang selama ini belum optimal. Tempat itu akan dimanfaatkan dan hasilnya akan disebarkan kepada masyarakat.

“Kemudian kami di sini juga mempunyai balai benih ikan yang selama ini tidak pernah juga dipakai, dan kita juga tidak ngerti ya. Sehingga dengan adanya BRIN bisa dimanfaatkan dan membuat bibit-bibit ikan unggul, bisa disalurkan kepada masyarakat,” imbuhnya.

Wali kota perempuan pertama di Kota Semarang ini berharap ikhtiar dan komitmen Pemkot Semarang akan bisa menciptakan manusia unggul bebas dari stunting dan mengentaskan kemiskinan terutama di daerah daerah pesisir.

“Yang masuk miskin ekstrem itu 518 orang artinya dia mengeluarkan biaya tidak lebih dari Rp10.000 per harinya. Nah kalau kita membicarakan tentang masalah keterampilan misalnya membuat kue atau jajan pasar ini kan masa umurnya juga pendek kalau enggak laku, ini juga masyarakat. Sehingga dengan olahan perikanan yang di packaging bagus itu bisa dijual tidak hanya di Semarang, dan lama waktunya. Nah ini salah satunya kita untuk melakukan eksplorasi inovasi yang dapat melatih warga menjadi warga yang mandiri,” tandasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya