SOLOPOS.COM - Kepala Dishub Kota Semarang, Endro P. Martono. (Solopos.com-Ponco Wiyono)

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Jawa Tengah (Jateng), mengeklaim telah berhasil mengendalikan keramaian pemudik saat libur Lebaran 2023. Padahal, jumlah pemudik tahun ini mengalami peningkatan dua kali lipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena tak ada lagi pembatasan seperti saat pandemi Covid-19.

“Dibandingkan dua tahun lalu, tahun ini kenaikan memang luar biasa. Kenaikan jumlah pemudik ke Jawa Tengah sedikit lebih banyak dari yang diprediksi Kementerian Perhubungan, yakni dua kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya,” ujar Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang, Endro P. Martanto, dilansir laman Internet resmi Pemkot Semarang, Selasa (2/5/2023).

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Endro mengatakan keberhasilan Pemkot Semarang mengendalikan ledakan pemudik tak terlepas dari persiapan aparat yang berwenang dalam melakukan persiapan. “Sehingga, kejadian menonjol di Semarang relatif nihil,” tambah Endro.

Berdasarkan catatan Dishub Kota Semarang, Endro menyebut kendaraan yang keluar dari tol Kalikangkung, Semarang, pada Selasa (25/4/2023) atau saat puncak arus balik mencapai 80.000 unit.

“Dan hari ini [Selasa, 2 Mei 2023], prediksi kami tinggal sedikit saja dan kemungkinan nanti siang atau sore kembali normal,” ujarnya.

Endro mengatakan, kunci keberhasilan dalam mengendalikan pemudik adalah ditutupnya akses keluar tol menuju ke pusat Kota Semarang dan diarahkan langsung ke arah barat atau keluar Kota Semarang.

“Namun dengan rekayasa lalu-lintas tol yang tidak boleh mengarah masuk ke dalam kota yang membuat situasi kepadatan di dalam kota masih terkendali,” imbuhnya.

Untuk keramaian di dalam Kota Semarang, lanjut Endro masih terpusat di pusat oleh-oleh dan tempat wisata. “Contoh di sekitar Jalan Pandanaran, jika tahun-tahun sebelumnya kita berlakukan kontra flow, tahun ini tidak. Itu artinya tahun ini kepadatan pemudik lebih terkendali,” ujar Endro.

Selain lalu lintas, Endro juga mengatakan larangan mremo (menaikan harga dengan tidak wajar) juga menjadi daya tarik pemudik untuk transit atau berlibur di Semarang. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya keluhan pembeli terkait harga dan tidak ada kuliner atau oleh-oleh yang harganya naik dengan tidak wajar.

“Untuk kenaikan harga kuliner atau oleh-oleh, kami belum mendapat keluhan. Kami juga mengecek di beberapa tempat, termasuk rest area, memang belum kami dapatkan pedagang yang menaikkan harga dengan tidak wajar,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya