Jateng
Selasa, 8 Mei 2018 - 12:50 WIB

Pemkot Semarang Pastikan Tutup Sunan Kuning Tahun Ini

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, SEMARANG &ndash;</strong> Dinas Sosial (Dinsos) Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tetap merencanakan menutup Resosialisasi Argorejo atau yang akrab disebut Lokalisasi Sunan Kuning (SK) pada tahun 2018 ini. Penutupan itu merupakan tindak lanjut dari instruksi Kementrian Sosial yang mencanangkan <a title="13 Perempuan Kemukus Cabut Gugatan Melawan Satpol PP Sragen" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180420/491/911744/13-perempuan-kemukus-cabut-gugatan-melawan-satpol-pp-sragen">Indonesia Bebas Prostitusi </a>pada 2019.</p><p>&ldquo;Pemerintah Kota Semarang menargetkan Resosialisasi Argorejo dapat ditutup pada akhir tahun 2018 ini,&rdquo; ujar Kepala Dinsos Kota Semarang, Tommy Y. Said, seperti dikutip dari laman Internet resmi Pemkot Semarang, Senin (7/5/2018).</p><p>Tommy mengatakan akhir tahun ini akan menjadi realisasi penutupan tempat prostitusi terbesar di Kota Semarang itu. Untuk melakukan penutupan, pihaknya telah melaksanakan beberapa tahapan, seperti memberikan pelatihan terhadap para penghuni SK.</p><p>Tommy menambahkan ke depan, Resosialisasi Argorejo akan digunakan sebagai tempat yang lebih produktif dan positif, seperti pusat wisata kuliner.</p><p>&ldquo;Pada prinsipnya tempat itu nantinya digunakan sebagai tempat aktivitas positif dan produktif,&rdquo; tutur Tommy.</p><p>Tommy juga menyatakan tidak khawatir jika SK ditutup para penghuninya bakal berkeliaran di sudut-sudut kota. &ldquo;Makanya kami terus melakukan pendekatan, sehingga hal itu tidak terjadi. Prinsipnya terus kami pantau. Toh, hampir semua penguni selama ini kooperatif dan setuju jika SK ditutup,&rdquo; klaim Tommy.</p><p>Sementara itu, aktivis dan pemerhati sosial, Paskalis Abner, mengatakan Pemkot Semarang harus membuat berbagai pertimbangan sebelum menutup kawasan prostitusi SK. Ia tidak mau penutupan lokalisasi SK itu hanya dilatarbelakangi kemauan kelompok tertentu atas alasan politik.</p><p>Ia juga tidak menginginkan pasca-SK tutup, praktik prostitusi di Kota Semarang justru kian merebak dan tidak terawasi oleh pemerintah.</p><p>&nbsp;&ldquo;Di luar sana justru semakin merebak. Nah, justru yang seperti ini malah semakin tidak bisa dipantau dan tidak bisa didampingi, karena mereka tumbuh subur di mana-mana. Di Surabaya [praktik prostitusi] masih ada tuh,&rdquo; kata Abner<em>.&nbsp;</em></p><p><em><strong><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</strong></em></p><p><em>&nbsp;</em></p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif