SOLOPOS.COM - Ilustrasi jenazah. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SEMARANG — Fitri Yunani, seorang perempuan buruh migran Indonesia atau TKW asal Desa Medono, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal yang meninggal dunia di Selangor, Malaysia, 4 Januari 2023 diduga menjadi korban eksploitasi. Di sisi lain, Kabar kepulangan jenazah ke Indonesia masih mengantre jadwal pemberangkatan.

Hal itu disampaikan Sub Kordinator Balai Pelayanan Pelindungan PMI (BP3MI) Jateng, Rondi, kepada Solopos.com, Selasa (17/1/2023). Ia mengatakan jenazah Fitri rencananya akan diantarkan ke Bandara Ahmad Yani Semarang. Hingga saat ini masih menunggu kepastian jadwal pemulangan jenazah tersebut.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

“Betul, kami sudah menerima info pemulangan tadi pagi. Informasinya jenazah segera dipulangkan ke daerah asalnya [Desa Medono]. Nanti bila sudah tiba di Ahmad Yani, diantar tim BP3MI Jateng ke rumah duka untuk diserahkan kepada keluarganya,” kata Rondi.

Disinggung apakah TKW tersebut berstatus legal atau ilegal, Rondi tak memberikan jawaban pasti. Ia hanya menekankan bahwa prosedur yang dilakukan Fitri adalah secara nonprosedural.

“Kabar terkait eksploitasi memang benar, kami juga menerimanya dari Disnaker Kendal. Tapi informasi sebenarnya kami belum menerima. Tapi bila melihat proses pemberangkatan, nonprosedural. Jadi informasi detail atau pastinya masih menunggu yang resmi dari dutaan Besar Republik Indonesia (KBRI),” tegasnya.

Terkait nama agensi atau majikan terakhir yang mempekerjakan Fitri, Rondi juga masih mendalami informasi tersebut. Hingga berita ini diturunkan, pihaknya belum mendapat informasi lebih jauh.

“Belum tahu nama agen atau majikannya. Ini tim kami sedang menelusuri lebih lanjut,” katanya.

Terpisah, Kepala Dinaskertrans Jateng, Sakina Roselasari, mengaku sudah mengintruksikan jajaranya menggali informasi lebih lanjut. Kordinasi sejauh ini, masih sebatas komunikasi dengan pihak keluarga melalui dinas di Kabupaten Kendal.

“Tanggal 6 Januari kami sudah koordinasi dengan Dubes RI di Kuala Lumpur (KL). Waktu itu Pak Dubes minta dicarikan kontak keluarganya. Kami langsung kordinasi dengan dinas mencari kontak keluarganya karena KBRI di KL akan mengontak. Kabar lainnya belum, masih dipantau,” imbuh Sakina.

Sebelumnya, Koordinator Jaringan Buruh Migran Jawa Tengah, Maizidah Salas, menyebut berdasarkan informasi yang diterimanya, korban meninggal dunia akibat jatuh dari lantai kedelapan apartemen tempatnya bekerja. Korban diduga jatuh karena mengalami depresi akibat tak tahan menerima kekerasan yang dialami selama bekerja di Malaysia.

“Tapi itu [depresi] masih dugaan. Kami masih menunggu rilis resmi dari Malaysia, Kementerian Tenaga Kerja dan KBRI. Saat ini, kami masih terus berkomunikasi,” jelas Salas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya