Solopos.com, MAGELANG — Desa Tuksongo, Kabupaten Magelang hadir sebagai desa wisata yang menonjolkan beragam karya seni khasnya. Salah satunya, karya seni bambu dan lukis.
Seperti desa wisata lainnya, Desa Wisata Tuksongo juga memiliki daya tarik wisata di bidang kuliner, edukasi, dan juga wisata alam. Semua dipadukan dalam satu kawasan dan dikelola dengan sangat baik.
Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%
Terletak di Desa Tuksongo, Kecamatan Borobudur, tepatnya sekitar 2 km dari Candi Borobudur, desa ini sering dijadikan alternatif kunjungan bagi wisatawan selain berwisata ke candi. Mulai dari menikmati alam eksotisnya hingga belajar seni ukir menjadi daya tarik tersendiri ketika berkunjung ke sini.
Melihat sejarahnya, istilah Tuksongo diambil dari nama samaran Kiai Ahmad Abdussalam yang berasal dari Keraton Surakarta. Ia merupakan salah satu murid dari Pangeran Diponegoro yang ikut dalam memperjuangkan kemerdekaan. Guna menghormati jasanya, desa tersebut kemudian diberi nama Tuksongo.
Dilansir dari jadesta.kemenparekraf.go.id, Desa Tuksongo mendapatkan bantuan berupa balai ekonomi desa Tuksongo dari BUMN atau biasa disebut Balkondes Tuksongo pada tahun 2017. Dengan hadirnya Balkondes itu mampu menarik minat masyarakat luar untuk berwisata di Desa Tuksongo.
Di Balkondes Tuksongo sendiri juga menjadi pusat untuk memperkenalkan karya seni lukis dan pahat bambu sebagai komoditas utamanya. Di sini, wisatawan juga diperbolehkan ikut belajar membuatnya. Selain seni pahat dan lukis, ada juga kerajinan topeng hewan yang patut dicoba.
Wisatawan juga bisa mengunjungi UMKM pembuatan kuliner pathi gelang dan mi letheg yang menjadi ciri khas Tuksongo. Selain itu, wisata alamnya juga tak boleh dilewatkan. Pemandangan khas kaki Bukit Manoreh yang eksotis.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
