Jateng
Jumat, 23 Oktober 2015 - 20:50 WIB

PENAMBANGAN ILEGAL : Warga Tuntut Penutupan Galian C Tanjungrejo

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas penambang galian C. (JIBI/Solopos/Ponco Suseno)

Penambangan ilegal galian C di Tanjunrejo, Kudus diminta warga untuk ditutup.

Kanalsemarang.com, KUDUS– Puluhan warga Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (23/10/2015), menggelar aksi unjuk rasa menuntut penutupan galian C Tanjungrejo karena menimbulkan dampak negatif.

Advertisement

Aksi unjuk rasa puluhan warga Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kudus, itu, awalnya digelar di Alun-alun Kudus.

Setelah berorasi selama beberapa menit dengan membawa poster bertuliskan, “Jangan jadikan galian C sumber mesin perusak sumber air untuk kehidupan masyarakat serta lindungi dan lestarikan hutanku”, pengunjuk rasa melanjutkan aksinya menuju Kantor DPRD Kudus.

Advertisement

Setelah berorasi selama beberapa menit dengan membawa poster bertuliskan, “Jangan jadikan galian C sumber mesin perusak sumber air untuk kehidupan masyarakat serta lindungi dan lestarikan hutanku”, pengunjuk rasa melanjutkan aksinya menuju Kantor DPRD Kudus.

Seusai berorasi selama beberapa menit, perwakilan pengunjuk rasa akhirnya diterima Ketua DPRD Kudus Masan.

Salah seorang warga Desa Tanjungrejo, Usman di Kudus, Jumat mengungkapkan, bahwa warga selama ini merasa resah akibat dampak penambangan galian C di desa mereka.

Advertisement

Hanya saja, kata dia, ketika hendak menyuarakan aspirasinya takut dengan intimidasi yang dilakukan oleh oknum pengusaha tambang.

Warga lainnya, Kosim selain menuntut adanya penutupan galian C juga menuntut kompensasi selama aktivitas penambangan tersebut berlangsung.

Selama ini, kata dia, warga belum merasakan adanya kompensasi dari mereka, meskipun dampak negatif dari aktivitas mereka merupakan warga sekitar.

Advertisement

Lalu lalang truk pengangkut bahan galian C, kata dia, juga mengakibatkan terjadinya kerusakan infrastruktur jalan.

Bahkan, kata dia, aktivitas penambangan juga berdampak pada ketersediaan sumber air karena saat ini mulai mengering, mengingat jarak penambangan kini semakin dekat.

Warga desa sekitar juga mulai mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya longsor, khususnya ketika musim hujan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif