SOLOPOS.COM - Beberapa Warga Keprabon, Karangpandan, sedang bergotong royong membersihkan longsoran tanah yang hampir menimpa rumah warga, Minggu (16/11/2014). Kejadian tersebut terjadi karena tembok penyangga talut tak mampu menahan tanah dan air hujan. (Bayu Jatmiko/JIBI/Solopos)

Beberapa Warga Keprabon, Karangpandan, sedang bergotong royong membersihkan longsoran tanah yang hampir menimpa rumah warga, Minggu (16/11/2014). Kejadian tersebut terjadi karena tembok penyangga talut tak mampu menahan tanah dan air hujan. (Bayu Jatmiko/JIBI/Solopos)

Ilustrasi rawan longsor. (Bayu Jatmiko/JIBI/Solopos)

Kanalsemarang.com, TEMANGGUNG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menyatakan delapan di antara 20 kecamatan di kabupaten itu rawan tanah longsor saat musim hujan.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Kepala BPBD Kabupaten Temanggung Agus Widodo di Temanggung, menyebutkan daerah rawan longsor tersebut, meliputi Kecamatan Pringsurat, Kaloran, Kandangan, Candiroto, Tretep, Bejen, Jumo, dan Gemawang.

“Warga yang tinggal di daerah rawan longsor kami minta meningkatkan kewaspadaan, terutama saat terjadi hujan,” katanya seperti dikutip Antara, Selasa (18/11/2014).

Ia mengatakan dari delapan kecamatan tersebut, empat kecamatan di antaranya, yakni Pringsurat, Kaloran, Kandangan, dan Gemawang masuk kategori rawan I sehingga harus mendapat pengawasan ekstra.

Sebanyak empat kecamatan lainnya, yakni Candiroto, Tretep, Bejen, dan Jumo masuk kategori rawan II.

“Meskipun telah ada pemetaan tersebut, tidak menutup kemungkinan di kecamatan lain bisa berpotensi terkena longsor,” katanya.

Ia mengatakan empat kecamatan masuk kategori rawan I karena ada indikasi tanah bergerak di daerah tersebut, antara lain Desa Getas, Kecamatan Kaloran, Desa Karangwuni, Kecamatan Pringsurat, Desa Tlogopucang dan Desa Dlingo, Kecamatan Kandangan, dan kondisi tanah labil di Desa Muncar, Kecamatan Gemawang.

“Kami berharap warga yang tinggal di daerah rawan longsor agar tidak merasa takut, namun harus lebih waspada. Jika ada bahaya longsor mengancam, mereka harus segera melapor,” katanya.

Sebagai upaya antisipasi, pihaknya telah memberikan pemahaman potensi bencana pada masyarakat di daerah rawan longsor.

Selain itu, katanya, didirikan posko rawan bencana.

“Kami juga memberikan pelatihan penanggulangan bencana pada warga. Hari ini kami menyelenggarakan latihan penanggulangan bencana di Desa Getas, Kecamatan Kaloran,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya