SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
“Prinsip pokok palang merah adalah melayani, terutama jika ada bencana di mana pun,” katanya, seusai meresmikan Pusat Pelayanan Bencana PMI Regional Jawa Bagian Tengah, di Semarang, Rabu (17/9/2014).
Wakil Presiden terpilih itu mengatakan dulunya PMI menerapkan sistem sentralisasi dalam penanganan bencana, tetapi karena keluasan wilayah Indonesia akhirnya sekarang didesentraliasi.
Ia menyebutkan PMI membagi enam regional Pusat Pelayanan Bencana, yakni Padang mencakup wilayah Sumatra, Banjarmasin mencakup Kalimantan, Makassar mencakup wilayah Indonesia bagian Timur.
Keempat, Surabaya yang mencakup Jawa Timur, Bali, dan NTB, kemudian wilayah Jawa bagian tengah, meliputi Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta dipusatkan di Semarang, dan satu lagi di Jakarta.
“Enam regional ini menjadi sentra pelayanan bencana, mulai logistik hingga peralatan. PMI Jateng ini paling lengkap, punya markas, gudang, dan berbagai fasilitas lainnya,” ungkapnya seperti dikutip Antara.
Menurut JK, PMI memiliki sejumlah tugas pokok, di antaranya menangani bencana dan melaksanakan kegiatan donor darah karena Indonesia membutuhkan setidaknya 4,5-5 juta kantong darah/tahun.
“Semakin maju negara, kebutuhan darahnya semakin tinggi. Mobil makin banyak, makin banyak kecelakaan. Kalau sekarang 4,5-5 juta kantong darah/tahun maka ke depan bisa tujuh juta/tahun,” katanya.
Sementara itu, Ketua PMI Jateng Sasongko Tedjo menjelaskan Pusat Pelayanan Bencana PMI Regional Jawa Bagian Tengah itu didukung dengan gudang yang dibangun berkat kerja sama berbagai pihak.
Khususnya, kata dia, kerja sama internasional, antara PMI dan Palang Merah Singapura (Singapore Red Cross), serta dukungan Pemerintah Provinsi Jateng untuk pembangunan gudang regional itu.
“Pusat Pelayanan Bencana ini merupakan salah satu yang dikembangkan PMI Jateng, di samping PMI Centre dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) yang sudah lebih dulu ada,” kata Sasongko.