Jateng
Rabu, 19 November 2014 - 07:50 WIB

PENATAAN PASAR BURUNG : Tanpa Perlawanan, PKL Jalan Kartini Ditertibkan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PKL Keprabon Bongkar Warung dalam Penataan Kawasan

Ilustrasi penataan PKL

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Para pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Kartini Semarang atau kerap disebut Pasar Burung akhirnya ditertibkan,  tanpa mendapatkan perlawanan dari para pedagang.

Advertisement

Beberapa alat berat dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Energi Sumber Daya Mineral (PSDA-ESDM) Kota Semarang langsung dikerahkan untuk membongkar dan mengeruk saluran di kawasan tersebut.

Lokasi yang biasa menjadi tempat berjualan PKL Pasar Burung langsung dipasangi kawat berduri sehingga tidak bisa dimasuki, ditambah banyaknya tumpukan sedimentasi hasil pengerukan sungai.

Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja (PP) Kota Semarang Kusnandir mengakui penertiban dilakukan pada pagi hari, sekitar pukul 05.00 WIB.

Advertisement

Dengan waktu penertiban yang dilakukan pagi hari, belum banyak PKL yang melakukan aktivitas perdagangan sehingga penertiban berjalan lancar dibantu satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait.

Dinas PSDA-ESDM, kata dia, langsung melakukan pembongkaran saluran dan mengeruk sedimentasi, sementara Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) melakukan penebangan ranting dan pohon di kawasan itu.

“Kami melakukan penertiban ini setelah beberapa kali Pemerintah Kota Semarang melakukan sosialisasi kepada para PKL. Untuk antisipasi adanya reaksi dari pedagang dibantu aparat kepolisian,” katanya seperti dikutip Antara, Selasa (18/11/2014).

Advertisement

Setidaknya, kata dia, ada 100 personel Satpol PP Kota Semarang dikerahkan untuk membantu penertiban lokasi PKL Kartini, dibantu aparat kepolisian untuk mengantisipasi jika ada perlawanan PKL.

Kusnandir membantah sikap Pemkot Semarang yang dinilai tidak manusiawi, sebab para PKL sudah diberikan tempat untuk relokasi, yakni di Pasar Burung Karimata dan Pasar Dargo Semarang.

Sementara itu, Kasmiyati (48), salah satu PKL di Kartini mengaku terkejut dengan penertiban tiba-tiba yang dilakukan, apalagi kawasan tempatnya biasa berjualan sudah dipasangi kawat berduri.

“Saya kaget begitu datang tempat ini sudah berantakan, banyak material, dipasangi kawat berduri juga, ‘morat-marit’ sehingga tidak bisa digunakan berjualan,” katanya, seraya hampir menangis.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif