SOLOPOS.COM - Ilustrasi penataan PKL oleh aparat Satpol PP. (JIBI/Solopos/Antara/Aries Zaldi)

Penataan PKL Semarang dilakukan aparat Satpol PP di sepanjang Jl. Kartini, Kota Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG — Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang, Jumat (4/3/2016), kembali menertibkan puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang mangkal di sepanjang Jl. Kartini, Kota Semarang. Penataan PKL tanpa solusi itu hanya berbuntut kucing-kucingan antara aparat penegak perda dan warga pedagang.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Penataan PKL di kota yang merupakan ibu kota Jawa Tengah itu tak berlangsung mulus. Konsep penggusuran nyata terlihat diterapkan aparat penegak peraturan daerah (perda) di kota itu tatkala untuk menjadikan kota lebih tertata saja harus terjadi kejar-kejaran antara personel Satpol PP dan warga pedagang.

Satpol PP bersikukuh menegakkan perda yang menjadikan ruang publik milik masyarakat itu sebagai kawasan terlarang untuk berjualan. Sementara itu, para PKL yang dianggap melanggar perda itu menggantungkan mata pencaharian mereka dengan berdagang di lokasi tersebut.

Kantor Berita Antara yang memublikasikan peristiwa itu secara nasional menyebut warga korban penggusuran Satpol PP itu nekat berjualan di lokasi terlarang. Mereka membuka angkringan untuk berjualan nasi kucing, serta makanan dan minuman ringan. Ada pula warga yang berjualan pakan burung, bahkan ada juga yang merupakan pedagang hewan peliharaan, seperti kucing, anjing, dan burung.

Satpol Akui Nekat
Kepala Bidang Ketenteraman Masyarakat dan Ketertiban Umum Satpol PP Kota Semarang Kusnandir menegaskan penertiban terpaksa melakukan penggusuran yang diwarnai adegan kejar-kejaran itu karena PKL nekat berjualan di titik terlarang.

Berdasarkan Perda No. 11/2000 tentang Penataan Pedagang Kaki Lima di Kota Semarang, kata dia, sudah diatur titik-titik larangan berjualan yang seharusnya ditaati oleh para PKL. “Namun, aturan ini tetap tidak dihiraukan. Mereka [PKL] tetap berjualan di kawasan itu sehingga terpaksa kami lakukan penertiban karena mengganggu keindahan dan ketertiban,” katanya.

Kusnandir dan jajarannya aparat Pemkot Semarang itu digambarkan Kantor Berita Antara tak mampu menanamkan kesadaran di benak PKL untuk tidak berjualan di zona terlarang. Karena tak punya solusi bagi persoalan Kota Semarang itu, Kusnandar disebut Antara hanya mampu menyalahkan PKL dengan menyebut mereka bandel mangkal di Jl. Kartini, bahkan juga di Jl. D.I. Pandjaitan.

Padahal, masih sebagaimana dipaparkan dalam hasil wawancara yang dipublikasikan Kantor Berita Antara, disadari juga oleh Kusnandir bahwa tanpa solusi yang memenangkan semua pihak, maka para PKL akan kembali berjualan lagi setelah petugas meninggalkan lokasi. Antara hanya menyebut pedagang mestinya berjualan di Pasar Karimata tanpa mengulas soal sepinya pembeli di pasar tersebut maupun ketiadaan upaya Pemkot Semarang menggairahkan perdagangan di pasar tersebut.

“Pagi hari kami lakukan penertiban, nanti siang atau sore hari mereka [PKL] sudah kembali berjualan lagi. Istilahnya, main ‘kucing-kucingan’,” ujar Kusnandir hanya bisa kesal.

Personel Kurang?
Soal kucing-kucingan itu, Kusnandir malah menyalahkan kurangnya jumlah personel Satpol PP yang melakukan penertiban dibandingkan dengan jumlah pedagang yang harus mereka tertibkan. Kurangnya personel itu, menurut dia memungkinkan PKL yang lain mengambil langkah seribu saat aparat penegak perda itu melakukan penertiban di suatu titik.

“Meski banyak peralatan dan dagangan yang sudah kami amankan, tetap saja mereka [PKL] bandel berjualan lagi. Selain membandel, jumlah PKL semakin lama bertambah,” pungkasnya.

Sementara itu, Yatni, salah satu PKL pakan burung mengaku terpaksa berjualan di pinggir Jalan Kartini karena letaknya yang strategis, selalu ramai, dan mudah dijangkau pembeli. “Di sini [Jl. Kartini] lebih ramai meski kami sering diuber-uber satpol. Bagaimana lagi? Kalau di dalam Pasar Karimata sepi makanya kami pilih berjualan di pinggir jalan,” katanya.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya