SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang. (JIBI/Solopos/Dok.)

Ilustrasi uang rupiah (JIBI/Solopos/Dok.)

Kanalsemarang.com, SEMARANG- Pendapatan asli daerah (PAD) Provinsi Jawa Tengah dari sektor biaya pajak nomor kendaraan bermotor (BPNKB) dinilai masih rendah dibandingkan sejumlah provinsi lain di pulau Jawa sehingga perlu ada upaya peningkatan.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

“Pendapatan dari BPNKB untuk Jateng yang tergantung pada daya beli masyarakat itu memang dinilai lebih rendah dibandingkan dengan DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat,” kata Kepala Bidang Retribusi dan Penerimanaan Lain-Lain Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Jawa Tengah Dyah Poespitasari seperti dikutip Antara, Senin (6/10/2014).

Ia menjelaskan bahwa berdasarkan data pada periode Januari-Agustus 2014 terdapat sebanyak 750.000 unit kendaraan bermotor baru yang dibeli masyarakat Jateng.

Menurut dia, jumlah kendaraan bermotor baru yang didominasi sepeda motor itu akan terus meningkat hingga akhir 2014 karena pada 2013 tercatat sebanyak 1,1 juta unit kendaraan baru.

“Dari 750.000 unit kendaraan bermotor tersebut sudah terkumpul pemasukan pajak dari sektor BPNKB yang mencapai Rp2,1 triliun atau baru terealisasi 61,45 persen dari target PAD dari BPNKB 2014 sebesar Rp3,5 triliun,” ujarnya.

Ia memperkirakan jumlah penerimaan pajak kendaraan selama 2014 akan mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Salah satu penyebabnya adalah masyarakat cenderung membeli mobil yang kapasitas mesinnya tidak terlalu besar sehingga biaya pajaknya tidak besar,” katanya.

Oleh karena itu, kata dia, perlu ada pengembangan berbagai potensi yang ada di Provinsi Jateng agar besaran PAD semakin meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya