Jateng
Jumat, 11 September 2015 - 03:50 WIB

PENDIDIKAN ANAK : Teknik Konseling Metafora Tingkatkan Tanggung Jawab Anak

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Riana Mashar (JIBI/Antara)

Pendidikan anak kelas I sekolah dasar bisa menggunakan teknik konseling metafora.

Kanalsemarang.com, MAGELANG-Teknik konseling metafora (TKM) dapat dipertimbangkan untuk diterapkan dalam kegiatan pendidikan sebagai alternatif program peningkatan tanggung jawab anak kelas I sekolah dasar.

Advertisement

“TKM dapat dipertimbangkan sebagai alternatif program peningkatan tanggung jawab siswa kelas I SD,” kata kata pengamat pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Magelang, Riana Mashar di Magelang, Kamis (10/9/2015).

Pengajar Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMM tersebut, belum lama ini meraih gelar doktor ilmu pendidikan bidang bimbingan dan konseling dari Universitas Pendidikan Indonesia melalui desertasi berjudul “Teknik Konseling Metafora untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa Usia 6-7 Tahun di Kelas 1 SD Muhammadiyah 1 Alternatif (Mutual) Kota Magelang”.

Ia mengemukakan teknik tersebut dapat diterapkan kepada siswa dengan berbagai tingkat kecerdasan dan efektif juga untuk anak laki-laki dan perempuan.

Advertisement

Berdasarkan penelitiannya itu, Riana juga berkesimpulan tentang terjadinya perubahan peningkatan tanggung jawab siswa menurut pengamatan orang tua dan guru melalui teknik tersebut.

Ia mengemukakan tentang pentingnya pemahaman dan implementasi tanggung jawab anak sebagai nilai karakter universal, yang memerlukan penanganan secara tepat.

“Pada beberapa kasus, banyak siswa usia dini masih belum memahami hal tersebut. Hal tersebut yang menjadi objek penelitian,” katanya.

Advertisement

Ia menjelaskan teknik konseling metafora merupakan pendekatan bimbingan dan konseling kepada anak dengan cara bercerita menggunakan kiasan melalui tahapan khusus. Penelitian menggunakan teknik konseling dikemas dalam modul bernama Star Kids (Story Teach A Responsibility for Kids).

Ia mencontohkan tentang penggunaan cerita tentang seorang kakek yang bercerita serigala hitam dan serigala putih kepada cucunya. Serigala hitam melambangkan karakter keburukan, antara lain pemarah dan angkuh, sedangkan serigala putih melambangkan karakter kebaikan, seperti pemberani, peduli, dan rendah hati.

Melalui cara tersebut, kata Riana yang doktor ketujuh UMM itu, anak-anak dapat memahami metafora yang digunakan dalam kegiatan bimbingan dan konseling dengan harapan dapat meningkatkan empati sebagai mesin moral untuk mendorong anak-anak berperilaku baik dan meningkat tanggung jawabnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif