SOLOPOS.COM - Neil Semuel Rupidara (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA–Komitmen orang tua (ortu) dalam memberikan pendidikan terpatri kuat dalam ingatan mantan Rektor Universitas Kristen Satya Wacana atau UKSW Salatiga, Neil Semuel Rupidara. Neil menghabiskan masa kecilnya di Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang.

Ia anak ketiga dari empat bersaudara. Orang tuanya merupakan pegawai negeri sipil (PNS) di Kupang. Kedua kakak dan adik Neil menyelesaikan pendidikan SD hingga SMA di Kupang. Sedangkan Neil hijrah ke Jawa saat terpilih mengikuti program pengiriman pelajar. Kala itu Neil kelas XI atau II SMA.

Ada satu kalimat dari orang tua tentang pentingnya pendidikan yang masih ia ingat. “Orang tua saya apa adanya. Mereka bisa biayai kami dan komitmennya itu. Mereka selalu bilang harta dan warisan yang ditinggalkan adalah pendidikanmu,” kata Neil saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (3/12/2022), di Salatiga.

Sang ibu meminta Neil untuk tetap tinggal di Kupang karena dia anak laki-laki terakhir. Waktu Neil ditawari mendaftar program pengiriman pelajar ke Pulau Jawa, dia berpikir sang ibu tidak akan mengizinkan. Namun ternyata kedua orang tua melepasnya untuk melanjutkan pendidikan ke Jawa.

Neil bersekolah di SMAN 4 Semarang sekitar 1990. Sang kakak kala itu tengah menempuh kuliah di UKSW Salatiga. “Waktu dapat beasiswa ada lima orang dari Kupang. Ada dua di SMA 6 Semarang, tiga di SMA 4 Semarang,” kata dia.

Baca juga: Dies Natalis ke-63, FH UKSW Ajak Bekerja Bersama Satu Keluarga

Orang tua Neil juga sangat menanamkan pendidikan karakter. Salah satu yang Neil ingat adalah tak boleh menyisakan makanan sedikit pun. “Pendidikan karakter. Contohnya mungkin makan tidak boleh sisakan supaya hargai apa yang orang punya,” lanjutnya.

Lulus SMA, Neil berkeinginan melanjutkan studi di bidang fisika. Ia kemudian mengikuti ujian masuk Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Ia merasa dapat menjawab seluruh soal ujian dengan benar. Namun sayangnya, ia tak lolos.

“Saya optimistis, keluar tes saya yakin karena mayoritas soal saya bisa jawab. Tapi kok teman saya beda semua jawabannya. Saya cek lagi, ternyata saya salah,” kata dia sembari tertawa.

Neil lalu mendapat tawaran beasiswa salah satu perguruan tinggi di Surabaya dan menerimanya. Namun tiga bulan setelahnya Neil merasa tak cocok. Ia memutuskan keluar dan kembali ke Salatiga.

Baca juga: Fakultas Teologi UKSW Landaskan Kebersamaan untuk Kinerja Mutu Unggul

Tahun berikutnya, Neil mendaftar di UKSW. Ia harus memupus harapannya untuk berkuliah fisika dan memilih program studi manajemen di UKSW yang menurutnya cukup menjadi unggulan. Neil diterima dan mengikuti jejak kedua kakaknya berkuliah di UKSW.

Neil selesai kuliah dan mendapat gelar sarjana ekonomi pada 1995. Kariernya sebagai akademisi dan pendidik dimulai setelah lulus sarjana. Neil diberi kesempatan mengajar di UKSW.

Studi di Luar Negeri

Setelah kurang lebih empat tahun mengajar, Neil mendapat kesempatan melanjutkan studi pascasarjana di Negeri Belanda pada 2000. Pada tahun yang sama, Neil menikah dengan perempuan pilihannya, Nelsy Hasibuan.

“Setelah mengajar, pada 2000 saya berangkat Belanda. Tapi istri hamil dan saya bawa ke Belanda sebab kami menikah juga 2000,” kata dia.

Dia berkuliah di Faculty of Manajemen and Organization, University Groningen, dan mendapat gelar Magister of Science (M.Sc.) pada 2001. Pada tahun yang sama, putri pertama Neil dan Nelsy lahir di Belanda. Mereka bertiga kembali ke Salatiga pada 2001 setelah kelahiran sang anak.

“Jadi anak kami satu-satunya lahir di Belanda. Dulu ada pengalaman kami keliling cari asuransi, karena beda sistem dengan di sini ya. Anak kami lahir 2001, bersamaan saya selesai studi,” kata dia.

Baca juga: Neil Semuel Rupidara, Back to Basic Tegakkan Riset UKSW

Pada 2008, Neil berangkat ke Australia. Ia melanjutkan studi S3 di Macquarie University Sydney, Australia. Ia menyelesaikan Ph.D. pada September 2011 dari Departemen Pemasaran dan Manajemen.

Istri Neil, Nelsy, mengatakan dia dan anaknya ikut tinggal di Australia menemani Neil. Nelsy menemani sang anak untuk melanjutkan SD-nya di Truscott Street Public School. Nelsy juga mendapat pekerjaan di dekat tempat tinggalnya di Australia.

“Saya, anak saya ikut. Kemudian bersekolah di sana, namun harus mengulang karena kan tanggal masuk sekolahnya beda. Tapi saya justru dapat kerjaan di sana,” kata Nelsy di sela-sela perbincangan.

Setelah studi Neil selesai pada 2011, mereka bertiga kembali ke Kota Salatiga. Neil kembali untuk mengabdikan diri di UKSW. “Saya fokus untuk temani dia [anak]. Kan pulang ke sini langsung naik kelas enam, ada ujian. Pokoknya beda ya, jadi penyesuaian lagi,” kata Nelsy.

Baca juga: Sambut Natal, UKSW Gelar Konser A Christmas Potpourri LAVE

Pada 2017, Neil terpilih menjadi Rektor UKSW periode 2017-2022. Masa jabatannya habis Desember 2022. Beberapa artikel Neil telah banyak dipublikasikan. Misalnya penelitian PhD Neil yang dipublikasikan dalam Human Resource Management Review, Journal of Industrial Relations, Journal of Asia Business Studies, International Research Journal of Business Studies.

Neil pernah menghadiri dan mempresentasikan makalah di konferensi Human Resources Management (HRM) seperti Konferensi International HRM (IHRM) dan Jaringan HRM Belanda.

Perjalanan hidup menggariskan Neil gagal berkuliah di Fisika UGM. Siapa sangka, anak Neil dan Nelsy, Kerstien Eunike Rupidara, justru berkuliah di Fisika UGM. Nike lulus pada 2022.

Artikel ini telah ditayangkan di Harian Umum Solopos edisi Sabtu (10/12/2022).

Rekomendasi
Berita Lainnya