Jateng
Senin, 13 Februari 2017 - 21:50 WIB

PENDIDIKAN JATENG : Pemprov Bebankan Gaji PTT ke Sekolah

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. (JIBI/Solopos/Antara/Anis Efizudin)

Pendidikan Jateng sempat dinodai belum dibayarkannya gaji ribuan pegawai tidak tetap (PTT).

Semarangpos.com, SEMARANG — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akhirnya menyerahkan tanggung jawab pembayaran gaji ribuan pegawai tidak tetap (PTT) di lingkup SMA dan SMK se-Jateng kepada masing-masing pihak sekolah.

Advertisement

Belum dibayarkannya gaji ribuan guru tidak tetap (GTT) dan ribuan pegawai tidak tetap (PTT) sempat menodai dunia pendidikan di Jateng. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bahkan membantahnya hal itu. Padahal jajaran di bawahnya maupun kalangan legislator mengetahui bahwa 7.550 PTT di lingkup SMA dan SMK se-Jawa Tengah belum menerima gaji Januari 2017 seiring pengambilalihan SMA dan SMK oleh Pemprov Jateng.

“Kalau PTT yang mengangkat itu kepala sekolah, jadi mereka yang bertanggung jawab,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Senin (13/2/2017). Ganjar menjelaskan bahwa tahun ini Pemprov Jateng telah menganggarkan Rp100 miliar hanya untuk pembayaran honor guru tidak tetap (GTT) di lingkup SMA/SMK.

Kendati demikian, Ganjar menyebutkan bahwa sesuai Peraturan Gubernur tentang honorarium GTT dan PTT di lingkup SMA/SMK, gaji PTT bisa diambilkan dari Bantuan Operasional Sekolah. “Bisa diambilkan dari dana BOS, tapi jumlahnya tidak banyak, hanya 15 persen dan ketentuan ini sudah dikeluarkan Kemendikbud,” ujarnya.

Advertisement

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi A DPRD Jawa Tengah Sri Marnyuni menilai bahwa kebijakan Pemprov Jateng itu bisa memicu kecemburuan PTT. “Mereka merasa dianaktirikan lantaran hanya GTT yang seolah diakui pemprov, jika pengelolaan SMA/SMK sudah menjadi kewenangan pemprov, maka honor PTT juga harus ditanggung,” kata politikus Partai Amanat Nasional itu.

Menurut dia, jika honor PTT dibebankan sekolah maka dikhawatirkan sekolah akan mencari dana dari sumber lain, termasuk dari orang tua siswa. “Kekuatan masing-masing sekolah kan berbeda, nanti malah narik uang sana-sini dan justru menjadi masalah baru,” ujarnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif