Jateng
Minggu, 22 Maret 2015 - 23:50 WIB

PENDIDIKAN KADER MUHAMMADIYAH : 36 Guru Baru ikuti Baitul Arqom

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo Muhammadiyah

Pendidikan kader muhammadiyah di Magelang terus digalakkan. Sebanyak 36 guru baru SMA/SMK Muhammadiyah, megikuti baitul arqom yang diselenggarakan Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Magelang.

 

Advertisement

Kanalsemarang.com, MAGELANG– Sebanyak 36 guru baru SMA/SMK Muhammadiyah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, megikuti baitul arqom yang diselenggarakan Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Magelang.

Sekretaris MPK PDM Kabupaten Magelang Sularta di Magelang, Sabtu (21/3/2015), mengatakan bahwa baitul arqom yang dilakukan di Ponpes Abu Bakar Muhammadiyah Muntilan ini berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat (20/3/2015).

“Mereka yang mengikuti kegiatan ini telah mempunyai mandat dari sekolah masing-masing,” katanya seperti dikutip Antara.

Advertisement

Ia mengatakan bahwa baitul arqom bukan sekadar untuk mendapatkan sertifikat sebagai pendukung menjadi guru tetap yayasan, melainkan untuk memahami kembali gerakan Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan umat dan bangsa.

Sularta menuturkan bahwa guru merupakan ujung tombak pendidikan Muhammadiyah sehingga perlu dilakukan baitul arqom sebagai pelatihan yang berbeda guna masifikasi gerakan Muhammadiyah di tubuh para pendidik.

Sementara itu, Bendahara Umum PDM Kabupaten Magelang Abdul Hadi Nashir mengatakan bahwa dalam memahami Islam terdapat banyak pendekatan. Jika salah, akan membahayakan.

Advertisement

“Hal tersebut bisa saja terjadi melalui pemahaman yang menyimpang dan dapat mengakibatkan amalannya tidak benar sehingga perlu mengikuti ajaran Rasulullah SAW yang telah terbukti kebenarannya,” katanya.

Selain itu, kata dia, senantiasa berpedoman pada petunjuk utama, yaitu Alquran dan Hadis, bukan berpedoman pada ulama atau yang mengaku wali yang belum tentu kebenaranya.

“Guru merupakan pendidik sehingga harus kritis terhadap ilmu pengetahuan dan tidak boleh ngawur,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif