Jateng
Jumat, 2 Maret 2018 - 20:50 WIB

PENDIDIKAN SEMARANG : Ingin Bela SMAN 1, Orang Tua Korban Bullying Justru Beberkan Buruknya Pengawasan Sekolah

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Utari (kanan), orang tua siswa SMAN 1 Semarang yang meninggal, Bintang, saat dihadirkan di salah satu ruangan di SMAN 1 Semarang, Jumat(2/3/2018). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Pendidikan di SMAN 1 Semarang kerap dengan tindakan bullying yang dilakukan para siswa kepada juniornya.

Semarangpos.com, SEMARANG – Tindakan bullying maupun kekerasan kepada para siswa rupanya kerap mewarnai kegiatan pendidikan di SMA Negeri 1 Semarang.  Hal ini diungkapkan para orang tua siswa yang mengaku anaknya menjadi korban bullying oleh siswa lain saat menggelar jumpa pers di SMAN 1 Semarang, Jumat (2/3/2018).

Advertisement

Para orang tua siswa korban bullying itu sejatinya dihadirkan untuk membenarkan keputusan sekolah yang mengeluarkan dua siswa kelas XII, Anindya Puspita Helga Nur Fadhila (AN), 16, dan Muhammad Afif Ashor (AF), 18 karena diduga melakukan kekerasan terhadap juniornya saat kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK) OSIS pada November 2017.

Namun, para orang tua itu justru membeberkan buruknya pengawasan sekolah hingga tindak kekerasan maupun bullying kepada para siswa kerap terjadi.

Advertisement

Namun, para orang tua itu justru membeberkan buruknya pengawasan sekolah hingga tindak kekerasan maupun bullying kepada para siswa kerap terjadi.

“Anak saya ditampar. Terlepas dari keras tidaknya tamparan itu, kalaupun anak kami tidak pingsan, Alhamdulillah. Tapi, bagaimana perasaan ibu yang ditinggal atau kehilangan anaknya? Kami merasa bahwa ini harus disampaikan,” ujar Santi, ibu salah seorang siswa yang saat ini duduk di bangku kelas XI, saat sesi jumpa pers itu.

Senada juga diungkapkan Dwi yang anaknya juga duduk di bangku kelas XI. Dwi menceritakan kesusahan anaknya ketika mengikuti kegiatan OSIS SMAN 1 Semarang.

Advertisement

Sementara itu, Utari, ibu dari Bintang, siswa SMAN 1 Semarang yang meninggal di kolam renang kompleks Stadion Jatidiri, 7 Januari lalu, mengungkapkan kecurigaannya atas peristiwa yang menimpa anaknya. Ia merasa janggal dengan keberanian Bintang yang berani meloncat dari papan loncat indah kolam renang setinggi 6 meter hingga menyebabkan nyawanya melayang.

(Baca juga : Pelajar SMA Tewas Tenggelam di Kolam Jatidiri)

“Selama ini kalau lihat ketinggian dia merasa takut. Makanya, saya curiga apa ada paksaan atau tugas dari senior OSIS sehingga dia nekat melakukan itu,” ujar Tari.

Advertisement

Tari juga mengaku menemukan video dan percakapan anaknya di telepon pintar terkait bullying. Ia mengaku anaknya disuruh mengamen, menggunakan rok mini dan berjalan di mal, hingga berjalan dengan menggunakan pantat dan tangan alias ngesot.

“Itu semua disuruh seniornya,” tutur Tari.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Semarang, Endang Suyatmi, membantah kematian Bintang ada kaitannya dengan keputusan mengeluarkan Anin dan Afif. “Tidak ada kaitan antara meninggalnya Bintang dengan dikeluarkannya Anin dan Afif,” tegas Endang saat menjawab pertanyaan wartawan.

Advertisement

Meski demikian, Endang tetap bersikukuh dengan keputusannya mengeluarkan kedua siswa itu karena melakukan kekerasan saat LDK OSIS. Namun, Endang menampik jika kegiatan LDK OSIS itu sepenuhnya atas persetujuan atau dalam pengawasan pihak sekolah.

Siswa SMAN 1 Semarang saat menggelar aksi solidaritas di depan sekolahannya, Jumat (2/3/2018). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Endang justru mengatakan jika LDK OSIS itu merupakan kegiatan ilegal karena digelar di luar sekolah dan di luar jam pelajaran. “Kegiatan LDK yang ilegal itu sering disebut LDK bawah tanah,” tutur Endang.

Dalam kesempatan itu, pihak sekolah juga tidak berani menayangkan video terkait kekerasan yang diduga dilakukan Anin dan Afif. Pihak sekolah juga enggan menceritakan kronologi hingga memutuskan mengeluarkan dua siswa yang tengah bersiap menjalani UN.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif