Jateng
Senin, 6 Maret 2017 - 11:50 WIB

PENDIDIKAN SEMARANG : Parkir Meluber ke Jalan, Pelajar Bakal Dirazia

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Pendidikan di Semarang didkung sekolah-sekolah yang tak bertanggung jawab menyediakan lahan parkir bagi siswanya.

Semarangpos.com, SEMARANG — Parkir kendaraan pelajar yang meluber ke jalan membuat gerah Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu. Selain meminta sekolah bertanggung jawab menyediakan lahan parkir untuk kendaraan siswa, ia juga bakal berkoordinasi dengan polisi untuk merazia kelengkapan berkendara pelajar.

Advertisement

Permintaan agar sekolah bertanggung jawab atas parkir kendaraan para siswanya yang meluber ke bahu jalan itu, menurut Ita—sapaan akrab Hevearita—akan dirapatkan dengan dinas pendidikan setempat. “Kami akan merapatkan dengan Dinas Pendidikan Kota Semarang mengenai parkir di sekolah ini. Konsekuensi sekolah untuk menyediakan lahan parkir di dalam area sekolah sehingga tidak meluber ke pinggir jalan,” katanya di Semarang, Jumat (3/3/2017).

Hal itu diungkapkannya menanggapi banyaknya kendaraan siswa yang diparkir di bahu-bahu jalan di sekitar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4, SMKN 7, SMKN 8, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Semarang. Hampir setiap hari, ratusan kendaraan berjejer di sepanjang bahu jalan di kawasan Taman Keluarga Berencana (KB) Semarang yang berdekatan dengan empat sekolah tersebut sehingga memakan banyak tempat yang dilintasi pengguna jalan.

Ita menyayangkan sekolah yang membiarkan siswanya memarkirkan kendaraannya, baik sepeda motor maupun mobil di luar sekolah karena ketiadaan lahan untuk tempat parkir kendaraan. “Ya, anak-anak sekolah ini kan juga belum tentu punya SIM [surat izin mengemudi]. Kami akan gandeng pihak kepolisian melakukan operasi SIM di sekolah. Jadi, kalau tidak punya SIM jangan bawa kendaraan,” katanya.

Advertisement

Sebagai langkah penertiban parkir kendaraan siswa, kata dia, bisa juga dengan penerapan tarif mahal khusus untuk parkir siswa di sekitar sekolah agar mereka beralih menggunakan moda transportasi massal. “Kalau bisa, parkir khusus di sekitar kawasan sekolah ini dibikin mahal. Mau tidak mau, anak-anak sekolah kan akhirnya memilih naik transportasi umum, seperti BRT [bus rapid transit] Trans Semarang,” katanya.

Menurut dia, perparkiran sekarang ini menjadi salah satu fokus penataan dari Pemerintah Kota Semarang karena merupakan sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang besar jika pengelolaannya dilakukan secara maksimal.

Ia mengatakan salah satu langkahnya adalah pemasangan alat “parking meter” di sejumlah jalan-jalan protokol strategis sehingga retribusi parkir yang didapatkan tidak meluber ke mana-mana, melainkan masuk PAD. “Nanti kalau sudah ada alat ‘parking meter’, juru parkirnya ditertibkan, tentunya parkir bisa tertata baik dan benar-benar bisa menjadi andalan PAD. Tidak meluber ke mana-mana, namun langsung masuk PAD,” katanya.

Advertisement

Meski demikian, Ita mengakui tidak semua ruas jalan bisa dipasangi parkir meter sehingga tetap memerlukan peran juru parkir, tetapi juru parkir nantinya akan dilatih dan didata dulu sehingga tidak ada yang liar.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif