SOLOPOS.COM - Logo Kokam Muhammadiyah Jateng. (istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Nama Andi Panegrang Hasanuddin, seorang peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mendadak viral di media sosial setelah menyampaikan komentar di akun media sosial (medsos) terkait ancaman pembunuhan terhadap warga Muhammadiyah. Dalam komentarnya itu, Andi Hasanuddin menyatakan jika darah warga Muhammadiyah halal atau dibunuh.

Menanggapi pernyataan Andi Hasanuddin itu, Komandan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam), Andhika, mengaku kecewa dan marah. Kendati demikian, Andhika meminta warga Muhammadiyah untuk tidak terpancing emosi terhadap pernyataan yang bersifat provokatif itu.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

“Kami, Kokam Jawa Tengah [Jateng] menyayangkan dan mengecam keras tindakan provokatif serta tidak senonoh yang mencederai nilai-nilai toleransi yang ada di Indonesia, menyakiti hati sesama anak bangsa, sehingga kami menutut klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka terhitung sejak pernyataan ini kami buat,” ujarnya dalam surat keterangan resmi yang diterima Solopos.com, Senin (24/4/2023).

Kokam Jateng juga menuntut kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia, mengusut dan mengambil tindakan tegas berkaitan dengan permasalahan tersebut, sehingga dapat diselesaikan dengan cara hukum sesuai SE Kapolri No. 6/X/2015 tentang Ujaran Kebencian.

Di sisi lain, Andhika meminta kepada seluruh anggota Kokam, khususnya di Jateng agar tetap menahan diri dari tindakan persekusi maupun upaya lain yang akan berakibat hukum. “Kami juga mengimbau untuk tetap menjaga situasi tetap kondusif, agar tidak mengungkapkan atau pernyataan yang akan memperkeruh keadaan,” urainya.

Andi yang diketahui seorang peneliti di BRIN mengunggah komentar yang berbau provokatif tentang Muhammadiyah. Pernyataan itu disampaikan melalui kolom komentar milik Profesor Riset Astronomi dan Astofosika BRIN, Thomas Djamaludin.

Peristiwa ini bermula dari pernyataan Thomas yang menuliskan jika keputusan Muhammadiyah tentang penentuan tanggal Idulfitri 1444 Hijriah yang berbeda dengan pemerintah. Thomas menilai Muhammadiyah sudah tidak taat kepada pemerintah.

Pernyataan Thomas itu kemudian menuai komentar dari berbagai pihak, hingga akhirnya Andi pun turut berkomentar yang berbau ancaman pembunuhan terhadap warga Muhammadiyah.

“Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat kegaduhan kalian,” tulis akun Andi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya