SOLOPOS.COM - PSK Sunan Kuning telah menjalani penyuluhan kesehatan di Balai RW IV, Kalibanteng, Semarang, Kamis (18/2/2016). PSK Sunan Kuning menolak kehadiran para PSK Kalijodo yang lokalisasinya akan digusur Pemprov DKI Jakarta. (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Penertiban Kalijodo yang dilakukan Pemprov DKI memunculkan pro dan kontra.

Semarangpos.com, SEMARANG – Relokasi kawasan prostitusi Kalijodo oleh Pemprov DKI Jakarta sedikit banyak membuat para penghuni Resosialisasi Argorejo atau yang lebih akrab dikenal dengan Lokalisasi Sunan Kuning waswas.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Mereka khawatir para pekerja seks komersil (PSK) Kalijodo yang sudah tak memiliki tempat beroperasi itu akan melakukan eksodus besar-besaran ke Lokalisasi Sunan Kuning yang terletak di kawasan Kalibanteng Kulon, Semarang Barat, Kota Semarang.

Kekhawatiran itu pun membuat para penghuni Sunan Kuning menyatakan sikap penolakannya terhadap kehadiran PSK Kalijodo. Bahkan penolakan ini sudah dilakukan oleh penghuni Sunan Kuning sejak awal pekan ini.

“Kemarin [Senin (15/2/2016)] sempat ada PSK asal Kalijodo yang beroperasi di sini. Usianya sekitar 40 tahun dari Jepara. Tapi, setelah ketahuan kami usir. Kami enggak mau menampung PSK dari tempat lain karena tidak tahu riwayat maupun kesehatannya,” ujar Ketua Resosialisasi Argorejo, Suwandi Eko S., saat dijumpai Semarangpos.com di Balai RW 004, Kalibanteng Kulon, Semarang Barat, Kamis (18/2/2016).

Suwandi mengaku saat ini pihaknya sudah cukup kerepotan mengurus PSK Sunan Kuning yang jumlahnya mencapai 500 orang. Dengan jumlah itu, ia pun menilai kawasannya sudah terlalu penuh.

“Target kami di sini adalah mengurangi jumlah PSK. Kami menargetkan dalam 3-5 tahun ke depan banyak penghuni yang bisa mandiri dan meninggalkan pekerjaan saat ini. Kok malah mau ditambah. Tentu kami menolak,” imbuh Suwandi.

Sependapat dengan Suwandi, salah satu PSK Sunan Kuning, Asli Sumiyati asal Pati juga keberatan jika para PSK Kalijodo pindah ke kawasannya.

“Selain di sini sudah terlalu penuh, tentunya kalau ada kehadiran mereka persaingan di sini jadi bertambah. Kami enggak mau ketambahan pesaing,” beber perempuan paruh baya itu.

Baik Pemprov DKI Jakarta maupun pemerintah sebenarnya sudah menyiapkan beberapa pabrik garmen di Jateng untuk menyalurkan para PSK Kalijodo. Meski demikian, Suwandi tidak yakin jika rencana pemerintah ini berhasil dan membuat para PSK Kalijodo meninggalkan pekerjaan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya