Jateng
Minggu, 31 Juli 2016 - 19:50 WIB

PENGANIAYAAN SEMARANG : Dianiaya Awak Trans Semarang, Penumpang Babak Belur

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi BRT Trans Semarang. (Kaskus.com)

Penganiayaan Semarang dilakukan awak BRT Trans Semarang terhadap penumpang hingga babak belur.

Semarangpos.com, SEMARANG — Bus rapid transit (BRT) Trans Semarang tampaknya belum akan jera mencatatkan kabar memalukan. Setelah meluncur tak terkendali sehingga melumat pangkalan ojek, kini awak perusahaan transportasi milik Pemerintah Kota Semarang tersebut membuktikan eksistensi mereka dengan tak ragu-ragu memukuli penumpang hingga babak belur.

Advertisement

Korban penganiayaan awak BRT Trans Semarang itu bernama Budiyono, warga Beji, Ungaran, Kabupaten Semarang. Ia dipukuli awak perusahaan transportasi milik Pemkot Semarang itu di Halte Ngesrep, Jl. Setiabudi, Semarang, Sabtu (30/7/2016).

Saat melaporkan kisah tragisnya kepada polisi anggota Polrestabes Semarang, Budiyono menuturkan peristiwa itu bermula ketika ia bersama istri dan keponakannya berencana ziarah ke Kiai Qubro di Kaligawe, Kota Semarang. Mereka bertiga naik bus Trans Semarang dari Halte Sisemut, Ungaran, Kabupaten Semarang dan berencana turun di Terboyo, Kota Semarang.

“Sampai Halte Ngesrep, seluruh penumpang diminta turun dengan alasan bus rusak,” ungkapnya.

Advertisement

Para penumpang yang turun kemudian naik Trans Semarang berikutnya. Namun karena kondisi bus yang sudah terlalu penuh, Budiyono dan istrinya diminta turun oleh kondektur.

Belum seluruh bagian tubuhnya keluar dari bus, kata Budiyono, sopir bus sudah menutup pintu otomatis kendaraan itu sehingga kakinya terjepit. Budiyono yang menggedor kaca jendela bus kemudian bisa melepas kakinya setelah pintu kembali dibuka.

Budiyono yang mengeluhkan tindakan pengemudi tersebut bukannya menerima permintaan maaf, nelainkan justru dipukuli oleh awak bus tersebut. Akibat tindak anarkistis awak bus rapid transit (BRT) Semarang itu, Budiyono mengalami luka di bagian kepala. Darah segar mengucur dari dahinya.

Advertisement

Seusai berobat ke Rumah Sakit dr. Kariadi Kota Semarang, Budiono melaporkan penganiayaan oleh awak BRT Trans Semarang milik pemkot setempat tersebut ke Mapolrestabes Semarang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif