SOLOPOS.COM - Pohon sengaja ditebang untuk menghalangi jalan ke Balai Desa Wadas, Jumat (23/4/2021), sebagai bentuk penolakan rencana sosialisasi dalam rangka inventarisasi dan identifikasi bidang tanah untuk pembangunan Bendungan Bener. (Antara-Polres Purworejo)

Solopos.com, PURWOREJO — Sejumlah warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, menolak rencana tambang batu andesit di wilayah mereka. Penambangan dikhawatirkan merusak kelestarian lingkungan di tanah surga yang telah mereka tempati selama bertahun-tahun.

Meskipun demikian, pelaksana proyek Bendungan Bener bersikukuh mengeruk kawasan tersebut untuk diambil batuan alam berupa andesit. Mengapa demikian? Apa alasannya?

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Kepala Bidang Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, Yosiandi Radi Wicaksono, mengatakan berdasarkan hasil kajian, Desa Wadas memiliki potensi batu andesit yang luar biasa. Strukturnya pun sangat cocok untuk kontruksi bendungan.

Baca juga: Cara Penambangan Batu Andesit di Desa Wadas Pakai Peledak?

Dalam berbagai referensi, tanah surga di Bumi Wadas mengandung sekitar 40 juta meter kubik batu andesit. Lokasinya juga tidak begitu jauh dari proyek Bendungan Bener. Hal inilah yang membuat pelaksana proyek memilih melakukan penambangan terbuka di kawasan Desa Wadas.

“Kebutuhan kami untuk batuan andesit ini sekitar 8,5 juta meter kubik. Kebetulan hasil studi kami Desa Wadas memiliki tampungan batu andesit yang banyak, sekitar 40 juta meter kubik dan lokasinya yang terdekat dengan Bendungan Bener. Sebenarnya ada alternatif lain, selisih sekitar 5 km dan tampungannya tidak banyak. Maka berdasarkan alternatif studi itu kami kembali memutuskan memanfaatkan Desa Wadas untuk mengambil batu andesit,” jelasnya.

Baca juga: Mereka yang Untung dari Tambang Batu Andesit di Desa Wadas

Pengerukan batuan andesit di Desa Wadas menargetkan 15,53 juta meter kubik untuk pembangunan Bendungan Bener. Pemerintah memutuskan batu andesit akan diambil dari Desa Wadas di lahan seluas 145 hektare.

Dalam pelaksanaan penambangan nanti, pengelola proyek akan membangun jalan khusus untuk memudahkan distribusi batu andesit dari Desa Wadas ke bendungan. Jadi, nantinya akan ada jalur tersendiri yang menghubungkan tapak bangunan dengan Desa Wadas yang akan ditambang selama dua hingga tiga tahun ke depan.

Baca juga: Inilah Keistimewaan Batu Andesit Harta Karun Desa Wadas Purworejo

Penolakan Warga

Akan tetapi, rencana penambangan batu andesit itu mendapat penolakan dari sebagian warga Desa Wadas yang bekerja sebagai petani. Mereka yakin penambangan akan merusak lingkungan, ekosistem, serta masa depan mereka.

Keterangan pers Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempa Dewa) menjelaskan persentase warga yang menolak penambangan batu andesit lebih besar daripada yang menerima. Sementara mereka yang menerima penambangan sebenarnya tidak menggantungkan hidup mereka pada sektor pertanian.

Gempa Dewa juga menyampaikan data beberapa warga yang menerima penambangan batu andesit di Desa Wadas sesungguhnya warga desa lain yang kebetulan memiliki lahan di Desa Wadas.

Baca juga: Konflik Desa Wadas: Tanah Ditambang, Kiamat Datang?

Potensi Kerusakan

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menganalisis penambangan batu andesit di Desa Wadas dengan model terbuka dikeruk tanpa sisa itu rencananya berjalan selama 30 bulan. Penambangan batu andesit dengan cara dibor, dikeruk, dan diledakkan menggunakan 5.300 ton dinamit hingga kedalaman 40 meter.

Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (13/2/2022), mengingatkan kerusakan alam yang disebabkan ulah manusia berujung pada bencana alam yang sangat membahayakan kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia.

Baca juga: Bendungan Bener Purworejo Tertinggi Kedua di Asia

Akmal mengemukakan hal itu terkait peristiwa di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, yang menyangkut ancaman rusaknya tanah untuk pertanian akibat pertambangan batu andesit.

“Saya setuju dengan pandangan beberapa lembaga pemerhati lingkungan hidup bahwa rencana eksploitasi tanah bukit Desa Wadas [untuk penambanga batu andesit] bila tetap dilaksanakan akan sangat mengganggu produksi pertanian,” kata dia seperti diberitakan Antara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya