Jateng
Kamis, 19 Mei 2016 - 19:50 WIB

PENGGUSURAN SEMARANG : Hadapi Warga demi PT KAI, 8 Polisi Jateng Masuk Rumah Sakit

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang anggota Brimob Polda Jateng yang menjadi korban bentrokan dalam penertiban bangunan rumah warga Bandarharjo, Kota Semarang, dirawat di RS Panti Wiloso, Jl. Citarum, Semarang, Kamis (19/5/2016) sore. (Insetyonoto/JIBI/Semarangpos.com)

Penggusuran Semarang yang dilakukan PT KAI terhadap warga Bandarharjo menyebabkan delapan anggota Brimob Polda Jateng terluka.

Semarangpos.com, SEMARANG – Delapan anggota Brimob Polda Jawa Tengah (Jateng) yang sedang bertugas mengamankan pembongkaran 68 bangunan rumah warga Bandarharjo, Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang, Kamis (19/5/2016), mengalami luka-luka.

Advertisement

Mereka terkena lemparan batu, benda tumpul, dan senjata tajam dari warga Bandarharjo yang melakukan perlawanan terhadap pembongkaran rumah. Delapan anggota Brimob Polda Jateng harus dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Panti Wiloso Citarum, Semarang untuk mendapatkan perawatan.

“Ada delapan anggota Brimob Polda Jateng yang menderita luka lebam, patah lengan, dan satu terkena luka tembak senapan angin,” kata Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jateng Kombes Pol. Didiet kepada wartawan di RS Panti Wiloso Citarum, Kota Semarang, Kamis (19/5/2016) sore.

Anggota Brimob yang terkena tembak senapan angin itu adalah Brigadir Pol. Yudi P, sedangkan lainnya adalah Briptu Wayan, Ipda R. Hidayat, Brigadir Pol. Sigit Pramono, Bripda Muh. Bani, Brigadir Pol. Amran, Brigadir Ari Anggriyono, dan Brigadir Parno. “Dari delapan anggota Brimob Polda Jateng yang luka, satu boleh pulang yakni Brigadir Parno, sedang lainnya masih dirawat lebih lanjut yakni satu di RS Panti Wiloso Citarum, empat di RS Bhayangkara, dan dua orang di RSUP dr. Kariadi, Semarang,” ujar Didiet.

Advertisement

Sementara itu, anggota staf Humas RS Panti Wiloso Citarum, Semarang, Daniel M., menyatakan tidak ada warga sipil yang dirawat akibat bentrokan pembongkaran rumah warga Bandarharjo. “Kami hanya menangani korban dari anggota kepolisian. Ada delapan orang polisi yang mengalami luka-luka,” ungkap dia.

Dia menambahkan untuk mengantisipasi terjadinya korban susulan dari aparat keamanan telah menambah tenaga personel perawat dan dokter di unit gawat darurat. “Tenaga perawat dan dokter yang stand bay sebanyak 15 orang,” tandas dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif