SOLOPOS.COM - Pegawai PT KAI berdebat dengan warga Bandarharjo, Kelurahan Tanah Emas, Kota Semarang yang menolak penggusuran, Kamis (19/5/2016). (Insetyonoto/JIBI/Semarangpos)

Penggusuran Semarang yang dilakukan PT KAI terhadap warga Bandarharjo diikuti kabar meninggaldunianya warga setempat.

Semarangpos.com, SEMARANG – Seorang warga Kebonharjo, Kota Semarang meninggal dunia saat PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengerahkan polisi dan tentara untuk menggusur warga setempat, Kamis, (19/5/2016). Warga tewas dalam penggusuran oleh PT KAI itu diduga terserang serangan jantung.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Warga Kebonharjo RT 001/RW 010, Kota Semarang yang meninggal dunia itu bernama Jamian, 60. Ia diduga kaget saat melihat sejumlah alat berat dan ribuan personel Polti, TNI, Satpol PP dan PT KAI yang tiba-tiba menggusur permukiman warga.

Salah seorang warga Kebonharjo, Sugiyo, mengatakan korban terkena serangan jantung saat melihat kedatangan personel yang akan menggusur rumahnya, diiringi tiga ekskavator. “Beliau mungkin kaget, lalu jantungnya kumat. Setelah itu, sempat dibawa ke Rumah Sakit (RS) Panti Wilasa Citarum Semarang oleh keluarganya, tetapi nyawanya tidak tertolong,” katanya.

PT KAI Daerah Operasi (Daops) IV Semarang membongkar paksa puluhan rumah di kawasan Kebonharjo, Semarang untuk program pembangunan rel pelabuhan. Langkah itu disertai pengondisian pengamanan berupa pengerahan polisi dan tentara. Menghadapi kedatangan aparat pemerintah itu, warga Kebonharjo Semarang memblokade jalan menuju permukiman mereka.

Nyatanya para personel PT KAI, Polri, dan TNI memutar lewat jalan lain yang tidak diblokade oleh warga. Sempat terjadi aksi saling dorong antara warga dan polisi, tetapi warga akhirnya pasrah ketika para personel beserta alat berat yang sudah disiapkan memasuki kawasan permukiman mereka.

Penggusuran itu harus dibayar mahal dengan nyawa warga. Di sisi lain, Polda Jateng mengklaim delapan personelnya tumbang sehingga harus dilarikan ke rumah sakit, hanya seorang dari mereka yang bisa langsung rawat jalan, sisanya dinyatakan terluka parah sehingga harus dirawat inap. Kantor Berita Antara melaporkan, sejumlah polisi terluka setelah perang batu, beberapa lainnya terlihat lemas digotong rekannya diduga karena dehidrasi.

Kepala PT KAI Daops IV Semarang Andika Tri Putranto menyebut penggusuran itu sebagai penertiban aset perusahaan tempatnya bekerja. Penertiban itu, katanya, hanya dilakukan untuk lahan yang tidak memiliki sertifikat hak milik (SHM) di lahan yang ia klaim sebagai milik PT KAI.

“Sekitar 40 warga yang lahannya tidak ber-SHM sudah menerima uang ganti bongkar. Namun, baik yang sudah menerima atau belum tetap ditertibkan, sepanjang tidak SHM dan fasilitas umum,” katanya.

Berdasarkan data terbaru KAI, ada 130 bidang lahan yang terdampak pembangunan rel pelabuhan, terbagi atas 68 bidang tidak ber-SHM dan 62 bidang sudah ber-SHM, termasuk fasilitas umum. Bidang tak ber-SHM itulah yang diklaim milik PT KAI dan dibongkar paksa dalam penggusuran Semarang itu.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya