SOLOPOS.COM - Ilustrasi kasus HIV/AIDS di Jateng. (Freepik.com)

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah atau Pemprov Jateng memperkirakan ada sekitar 52.677 orang di wilayahnya yang mengidap HIV/AIDS. Namun dari jumlah sebanyak itu baru sekitar 66,89%, atau 35.238 orang yang telah melakukan pemeriksaan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, Yulianto Prabowo, mengatakan semakin dini orang dengan HIV/AIDS ditemukan, akan lebih cepat pengobatan dilakukan. Hal ini dikarenakan ketika sesorang dinyatakan terinfeksi HIV/AIDS, maka dia harus menjalani perawatan seumur hidup.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

“Semua harus berkolaborasi, termasuk penderita dan keluarga. Angka tadi banyak, namun jangan kaget karena kita berkewajiban mengungkap, mencari, dan menemukan agar bisa segera diobati,” ujar Yulianto, seperti dikutip dari laman Internet Pemprov Jateng, Kamis (2/12/2012).

Baca juga: Kasus HIV/AIDS Akibat Homoseksual Meledak di Klaten, Ada yang Masih SMP

Yulianto menyebut di Jateng diperkirakan ada 52.000 kasus HIV/AIDS. Meski demikian, hingga saat ini baru ditemukan sekitar 72% dari angka tersebut. Dengan kondisi itu, pihaknya tidak pernah berhenti melakukan edukasi melalui berbagai media. Bahkan, edukasi mengenai bahaya penyakit itu juga disampaikan di sekolahan.

Sulit Diungkap

Sementara itu, Wakil Gubernur Jateng sekaligus Ketua Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Jateng, Taj Yasin Maimoen, mengaku ada kesullitan dalam mengungkap kasus HIV/AIDS. Hal itu dikarenakan penderita penyakit seringkali mendapatkan stigma negatif dari masyarakat sekitar.

“Untuk mengungkap cukup sulit, karena ada justifikasi dari masyarakat. Kalau terpapar HIV/AIDS langsung bicara ke dokter, karena semakin kita mengakui, kita bisa menyelamatkan keluarga,” ujar Gus Yasin, sapaan Wagub.

Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan edukasi agar masyarakat mengetahui betul tentang penyakit ini. Selain itu, edukasi penting agar stigma negatif dapat dihapus.

Baca juga: Duh, 1.826 Prajurit TNI Terinfeksi HIV/AIDS

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Jateng, Irma Makiah, mengatakan penanganan HIV/AIDS sempat terkendala dengan pandemi Covid-19. Namun kini, pihaknya terus mendorong tes bagi populasi berisiko.

Mereka yang berisiko terinfeksi penyakit ini, di antaranya wanita pekerja seks (WPS), pengguna jarum suntik (narkoba suntik) atau penasun, lelaki suka lelaki (LSL), dan mereka yang pernah kontak dengan orang yang positif HIV/ AIDS.

“Kita dorong kabupaten dan kota mencapai standar pelayanan minimum. Kemudian reagen sempat tertunda karena impor, sekarang sudah tersedia kembali. Oleh karenanya kita dorong untuk menjalankan layanan mobile VCT [voluntary counselling and testing], lakukan pencarian kasus, kita supervisi dan mentoring secara rutin,” sebutnya Rabu (1/12/2021).

Selain mendorong VCT, Dinkes Jateng juga menggandeng lembaga swadaya masyarakat melakukan penjangkauan kelompok berisiko. Ia mengungkap jumlah layanan tes HIV/ AIDS di Jateng saat ini mencapai 1.043 pelayaan. Pelayanan itu berada di 325 puskesmas, 90 rumah sakit, dan empat balai kesehatan. Sementara itu, berdasarkan data buku saku kesehatan Dinkes Jateng, jumlah temuan kasus HIV hingga triwulan ketiga 2021 mencapai 1.945 kasus. Sedangkan kasus AIDS mencapai 522 kasus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya