SOLOPOS.COM - Forum Group Discussion (FGD) kenaikan harga BBM yang digagas Pemkab Grobogan, Senin (5/9/2022). (Solopos/Arif Fajar S)

Solopos.com, PURWODADI — Kenaikkan harga BBM subsidi disikapi oleh Pemkab Grobogan dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) mengundang sejumlah pihak di Gedung Riptaloka Setda Grobogan, Senin (5/9/2022).

Focus Group Discussion tentang kenaikan harga BBM subsidi digelar oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Grobogan tersebut dihadiri perwakilan dari PT Pertamina, Kodim dan Polres serta sejumlah Organisasi Pemerintah Daerah (OPD).

Promosi BRI Meraih Dua Awards Mobile Banking dan Chatbot Terbaik dalam BSEM MRI 2024

Hadir pula pengusaha transportasi umum dan logistik, ojek online, pengelola SPBU di Kabupaten Grobogan serta perwakilan mahasiswa dari PMII dan BEM STAIG.

Forum Group Discussion atau FGD dipimpin Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Grobogan Heru Dwi Cahyono.

Djarot pewakilan dari pengusaha transportasi umum mengatakan kenaikan harga BBM sangat berpengaruh kepada usaha terutama angkutan umum.

Baca juga: Polres Grobogan Ungkap Penyalahgunaan Solar Bersubsidi di Kecamatan Gubug

Hal ini ditambah dengan penumpang yang “diserobot” bus AKAP yang mengambil penumpang di sejumlah tempat. Pihaknya meminta dinas terkait mengatur hal ini.

Sementara Sintono, perwakilan dari Serikat Pekerja di Forum Group Discussion menjelaskan dengan kenaikan harga BBM jelas berpengaruh kepada pendapat pekerja.

“Karena patokan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) standarnya untuk pekerja lajang. Sehingga saat ini perlu dilakukan penyesuaian seiring kenaikan harga BBM,” ujarnya.

Ketua PMII Grobogan Puji Astuti mengatakan, kenaikkan harga BBM jelas berdampak kepada masyarakat kelas menengah dan bawah di Kabupaten Grobogan.

Baca juga: Besok, Buruh Gelar Demo di Kantor Gubernur Jateng Tolak Kenaikan Harga BBM

Kenaikan harga BBM, lanjutnya, juga akan berpengaruh seluruh sektor. Tidak hanya transportasi tetapi juga komoditan kebutuhan masyarakat.

PMII lanjutnya, dalam Forum Group Discussion ini menolak kenaikan harga BBM, dan berharap pemerintah lebih fokus mengurusi penyalahgunaan BBM bersubsidi.

Penolakan kenaikan harga BBM juga disampaikan perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAI Grobogan Mila dalam Forum Grup Diskusi tersebut.

“Kenaikan harga BBM berpengaruh pada daya beli masyarakat. Padahal saat ini perekonomian mulai pulih. Perbaiki mekanisme penyaluran BBM bersubsidi. Jika hendak menaikkan harga BBM sebaiknya naikan UMK terlebih dahulu,” ujarnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya