SOLOPOS.COM - HIV/AIDS (JIBI/Dok)

Penularan penyakit HIV/AIDS semakin hari kian meningkat tak hanya di kalangan orang dewasa, tapi juga remaja.

Semarangpos.com, SEMARANG – Penyebaran penyakit HIV/AIDS semakin hari justru semakin meningkat. Penyebaran penyakit ini bahkan tak hanya menyasar ke kalangan usia dewasa, tapi juga ke kalangan remaja.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski) Kota Semarang, Dr. dr. Renni Yuniati, saat
Penyuluhan Pelajar SMU bertajuk Hidup Sehat dan Bahagia, Bebas Infeksi Menular Seksual dan HIV/AIDS di Balai Kota Semarang, Kamis (7/1/2016).

“Kecenderungan penularan HIV/AIDS sekarang ini bergeser dari semula usia tua dan dewasa menjadi remaja,” kata Reni seperti dilansir laman berita Antara, Kamis.

Renni menambahkan kecenderungan pergeseran penularan HIV/AIDS kepada kalangan remaja patut diantisipasi. Salah satu antisipasi adalah dengan memberikan pemahaman kepada para remaja agar tidak melakukan hubungan seks bebas.

Maklum, kondisi itu tak lain karena kecenderungan penularan HIV/AIDS kepada para remaja terjadi akibat infeksi menular seksual (IMS),
seperti yang dilaporkan 13 rumah sakit pendidikan di Indonesia. “Makanya, salah satu [pemahaman] itu kami lakukan melalui penyuluhan
ini dengan sasaran kalangan remaja dan pelajar. Acara ini sekaligus juga untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 Perdoski,” imbuh Renni.

Renni menilai kalangan remaja sekarang rawan mendapatkan pengaruh negatif, seperti pergaulan bebas yang berimplikasi terjadinya seks
bebas, yang merupakan salah satu faktor penular HIV/AIDS.

Ia menjelaskan HIV itu merupakan deteksi terjangkitnya virus imunodifisiensi yang menyerang kekebalan tubuh. Namun, apabila sudah
terjadi gejala-gejala dari virus itu baru dinyatakan positif terkena AIDS.

“Seiring dengan perkembangan perilaku seksual para remaja, mereka ini perlu diberikan pemahaman mengenai bahaya seks bebas. Perlu diberikan pengetahuan atas risikonya,” imbuhnya.

Renni berharap dengan penyuluhan secara rutin bisa membekali para remaja dan pelajar agar lebih proyektif dalam mencegah penularan
HIV/AIDS.

“Pelanggan wanita pekerja seksual (WPS) itu kan kelompok berisiko. Dimungkinkan juga peningkatan ini disebabkan banyak remaja yang
terlibat atau pernah berhubungan dengan WPS,” kata Renni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya