SOLOPOS.COM - ilustrasi (istimewa)

Penyakit menular  kusta di Banyumas menunjukkan tren penurunan.
Semarangpos.com, SEMARANG-Jumlah kasus penyakit kusta di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, cenderung menurun.

“Bahkan, penyakit kusta di Banyumas masuk kriteria endemis rendah,” kata Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas Sadiyanto didampingi Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dwi Mulyanto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin (25/1/2016).

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Menurut dia, hal itu diketahui berdasarkan pantauan situasi kusta di Kabupaten Banyumas hingga tahun 2015 dengan tujuan pencapaian eliminasi kusta pada 2020.

Ia mengatakan berdasarkan grafik prevalensi kusta dalam kurun 10 tahun terakhir, temuan kasus penyakit kulit tersebut cenderung di bawah angka 1 atau di bawah target, yakni kurang dari 1 per 10.000 penduduk (target <1/10.000 penduduk).

“Pada tahun 2015 hanya 0,04 dari target prevalensi kurang dari 1 per 10.000 penduduk,” katanya.

Ia mengatakan bahwa pada tahun 2015 ditemukan sebanyak 40 penderita kusta baru di Kabupaten Banyumas yang jumlahnya cenderung menurun jika dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 43 orang dan tahun 2014 yang sebanyak 41 orang.

Akan tetapi dari jumlah temuan kasus kusta baru tersebut, kata dia, hanya beberapa orang yang merupakan warga Banyumas sedangkan lainnya merupakan pasien dari daerah lain yang sedang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit yang ada di kabupaten itu.

Dalam hal ini, lanjut dia, di Banyumas terdapat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dan RSUD Banyumas yang sering dijadikan rujukan bagi pasien dari daerah lain.

“Sejak tahun 2013 hingga 2015, kami tidak menemukan adanya penderita kusta yang mengalami cacat tingkat dua [cacat atau kerusakan yang terlihat]. Biasanya, kalau ada temuan, kami akan rujuk mereka ke RS Kusta Kelet Donorejo di Jepara,” katanya.

Selain tidak adanya temuan cacat tingkat dua, kata dia, pihaknya sejak tahun 2013 hingga 2015 juga tidak menemukan penderita kusta anak di bawah 15 tahun.

Lebih lanjut, Dwi Mulyanto mengatakan bahwa penurunan kasus kusta di Banyumas terjadi karena meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan secara dini terhadap penyakit kulit yang menyerang mereka.

“Begitu ada bercak penyakit kulit seperti panu dan sebagainya, masyarakat langsung memeriksakannya ke puskesmas sehingga jika penyakit itu ternyata kusta, dapat terdeteksi dini sehingga bisa disembuhkan tanpa cacat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya