SOLOPOS.COM - Sance Ria Prasetyo (kiri), dan istrinya, Wika Wijayanti (tengah), yang menbuka lapak jualan selongsong ketupat di Jalan Lamper Sari, tepatnya dekat Pasar Peterongan Semarang, Jumat (21/4/2023) sore. (Solopos.com-Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG — Para perajin dan penjual selongsong ketupat di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), kebanjiran orderan hingga malam takbiran Lebaran 2023.

Ketupat dan opor telah menjadi tradisi selain acara silaturahmi dan kumpul keluarga saat moment Lebaran.

Promosi Harga Saham Masih Undervalued, BRI Lakukan Buyback

Tangan Sance Ria Prasetyo, tampak seperti mempunyai mata, meski ia tengah fokus berbincang dengan pembeli.

Jari jemari perajin ketupat itu dengan lihai merangkai janur menjadi sebuah selongsong ketupat. Kurang dari lima menit, satu selongsong ketupat pun telah jadi dalam genggamanya.

“Sehari enggak pasti hitunganya, tapi bisa ratusan yang terjual,” ungkap Sance, saat ditemui di Jalan Lamper Sari, tepatnya dekat Pasar Peterongan Semarang, Jumat (21/4/2023) sore.

Sance berjualan selongsong ketupat di Jalan Lamper Sari ini bersama istrinya, Wika Wijayanti, 36. Pasangan suami istri ini sudah puluhan tahun berjualan selongsong ketupan setiap jelang Lebaran. 

Sebelum berjualan bersama sang istri, Sance sudah berdagang ketupat sejak masih remaja.

Sejak Rabu (19/4/2023), ia kembali berjualan selongsong ketupat di Jalan Lamper Sari. Bahkan, karena ramainya pembeli, ia belum sempat sekalipun pulang ke rumahnya yang berada di Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak.

“24 jam di sini, sejak Rabu, bareng istri. Tapi istri baru di sini tadi pagi,” terang bapak tiga anak itu.

Sance berencana tetap buka dan melanjutkan kegiatan membuat selongsong ketupat sampai Jumat (21/4/2023) dini hari. 

Tak menutup kemungkinan bakal tetap lanjut berjualan hingga Sabtu (22/4/2023) pagi, sebelum salat Idulfitri Lebaran 2023 dimulai.

Pasutri itu mendapatkan bahan janur, dari Kota Salatiga. Dalam sehari, mereka mengaku telah membuat ratusan selongsong ketupat. 

“Tapi jualan seperti ini kalau Lebaran saja. Keseharian saya office boy di sekolah. Kalau istri, ibu rumah tangga,” imbuhnya. Setiap satu ikat selongsong ketupat berisi 10 biji dijual seharga Rp20 ribu.

Sementara itu, salah seorang pembeli, Sutrisno, mengaku setiap hari raya memang selalu berburu selongsong ketupat. Sebab, ia menyakini, hal tersebut telah jadi tradisi.

“Ini awalnya beli 30, terus tambah lagi 20. Untuk Lebaran, soalnya sudah jadi tradisi,” ucap warga Semarang itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya