Jateng
Kamis, 23 Maret 2023 - 18:37 WIB

Perhatian! Dilarang Bagikan Takjil di Kota Lama Semarang

Ponco Wiyono  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana kawasan Kota Lama, Kota Semarang, Jawa Tengah. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang meminta masyarakat untuk tidak membagi-bagikan takjil atau makanan untuk berbuka puasa di jalanan, termasuk kawasan Kota Lama, selama bulan puasa atau Ramadan 1444 Hijriah.

Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu, mengatakan larangan pembagian takjil di jalanan itu merupakan upaya menjaga arus lalu lintas tetap lancar.

Advertisement

Ita, sapaan Wali Kota Semarang, mengatakan larangan pemberian bantuan, termasuk makanan untuk berbuka puasa di jalanan, telah diatur dalam Peraturan Wali Kota (Perwali) Semarang. Pemkot Semarang juga telah menentukan titik-titik mana saja yang diperbolehkan membagi takjil.

“Jumat [24/3/2023] besok kami akan menentukan titik-titik mana saja yang boleh digunakan masyarakat untuk pembagian takjil, misalnya di Balai Kota, eks Wonderia, Taman Kasmaran. Tapi, ada titik-titik yang dilarang, seperti di Kota Lama, itu tidak diperkenankan,” tutur Ita.

Pemkot Semarang dalam hal ini menugaskan Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan pemangku wilayah dalam penentuan titik pembagian takjil. Dengan demikian, dipastikan kegiatan berbagi di bulan suci Ramadan tidak mengganggu masyarakat.

Advertisement

Wali Kota Semarang pun turut mengajak masyarakat, khususnya umat Islam yang sedang berpuasa, untuk dapat bersama-sama menjaga kondusivitas dan kenyamanan beribadah selama Ramadan.

“Meski tanpa pembatasan, semoga seluruh warga dapat tetap waspada pada masa peralihan pandemi menuju endemi ini,” harap Ita.

Sementara itu, Ita pun mengimbau warga masyarakat untuk menjaga pola konsumsi selama Ramadan. Menurut Wali Kota Semarang, hal ini berguna dalam usaha mengantisipasi terjadinya inflasi.

Advertisement

Ita merujuk pada pengalaman sebelumnya, yang menunjukkan selama Ramadan tingkat konsumsi masyarakat cenderung meningkat.

“Sekarang sudah ada kenaikan harga beras. Tapi kami menganjurkan kepada para pedagang untuk tidak ‘mremo’ dan Pemerintah Kota Semarang bersama pihak-pihak terkait akan terus melakukan pemantauan harga di lapangan supaya harga kebutuhan pokok bisa terus terkontrol,” urainya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif